Kairo, 20 Sya’ban 1435/18 Juni 2014 (MINA) – Wartawan Ajazeera divisi bahasa arab, Abdullah Elshamy akhirnya bebas dari penjara di Mesir, Selasa setelah ditahan selama 10 bulan oleh pemerintah militer.
Sebelumnya ditahan di penjara Kairo Scorpion.Ia ditangkap 14 Agustus 2013 ketika meliput aksi demo di Rabia Aladawiya. Aljazeera melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Dunia internasional menyerukan pembebasannya. Dia melakukan mogok makan sejak Januari lalu dan pembebasannya putuskan pengadilan Kairo, Senin.
Sebelum dibebaskan, Elshamy dipindahkan ke kantor polisi di Nasr City oleh pegawai penjara Scorpion dan baru Selasa sore is keluar .
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Elshamy berterima kasih kepada semua orang yang mendukungnya selama dipenjara. Dia juga menyerukan pihak Mesir untuk melepaskan wartawan lain, termasuk tiga wartawan Al Jazeera divisi bahasa Inggris ,Peter Greste, Baher Mohamed dan Mohamed Fahmy yang telah dipenjara selama 171 hari.
“Saya merasa menang hari ini. Setiap pejuang kebebasan atau wartawan yang melakukan pekerjaannya harus jujur dan siap menerima segala resikonya,” kata Elshamy.
“Aku merindukan kebebasanku, aku merindukan kehidupanku yang terhenti sejak 14 Agustus lalu ketika saya masuk ke tempat yang tidak saya inginkan. Setelah bebas hari ini saya bertekad untuk berjuang lebih keras dari sebelumnya,” tuturnya.
Pengacara Al Jazeera, Shaaban Saeed, mengatakan: “permohonan yang diterima oleh Jaksa Penuntut Umum berdasarkan fakta bahwa Abdullah melaksanakan tugasnya sebagai wartawan Al Jazeera pada saat penangkapannya.”
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Juru bicara Al Jazeera mengatakan: “Abdullah telah melalui cobaan yang mengerikan selama lebih dari 10 bulan. Dia ingin menghabiskan waktu dengan keluarganya sambil memulihkan diri. Kami menunggu dia kembali saat dia sudah siap melakukan pekerjaan yang dia cintai. ”
“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang mendukung Abdullah; organisasi kemanusiaan internasional, media yang meliput kasus ini secara profesional dan tokoh masyarakat di seluruh dunia,”katanya.
Sementara itu, wartawan lain, Greste, Mohamed dan Fahmy masih dipenjara dengan tuduhan membantu organisasi terlarangIkhwanul Muslimin dan memberitakan berita palsu. (T/Syt/P04)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza