Kairo, 11 Syawal 1434/18 Agustus 2013 (MINA) – Wartawan koresponden Anadolu Agency dan jaringan televisi TRT Turki, Heba Zakariya dan Metin Turan yang melaporkan kebuntuan dari dalam Masjid Fath di Bundaran Ramsis, Kairo, dibawa pihak keamanan Mesir ke penjara Tora di Kairo Selatan.
“Polisi mengatakan kepada kami sebelum meninggalkan masjid bahwa mereka akan menggerakkan kami ke dalam kendaraan polisi untuk melindungi diri dari preman di luar. Namun, kami sedang dibawa ke penjara Tora,” kata Zakaria dalam panggilan telepon singkat dengan Kantor Berita Anadolu Agency, sebagaimana yang dipantau Mi’raj News Agency(MINA), Ahad (18/8).
“Kami telah tiba di penjara,” Zakariya menambahkan sebelum percakapannya tiba-tiba diputus.
Hingga kini, belum ada komentar dari Kementerian Dalam Negeri Mesir.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Sebelumnya, Zakariya melaporkan bahwa ratusan orang yang dikepung di dalam Masjid Fath di Bundaran Ramsis, Kairo, melakukan aksi mogok makan hingga mereka dibebaskan dalam pengepungan.
Wartawan perempuan itu juga membantah laporan media bahwa semua pengunjuk rasa telah dibersihkan dari masjid.
“Sekitar 300 orang, sebagian besar perempuan, meluncurkan aksi mogok makan sampai disediakan jalan keluar yang aman bagi mereka atau dilindungi dari preman dan pasukan keamanan,” lapor Zakaria.
Ratusan demonstran, termasuk perempuan dan anak-anak, mengungsi ke masjid menyusul meningkatnya serangan pasukan keamanan di Bundaran Ramsis, Kairo.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Kemudian, pasukan keamanan Mesir memperketat kontrol atas seluruh lapangan dan mengepung Masjid Fath dan Masjid Tauhid di dekatnya.
Para pengunjuk rasa takut mereka akan diserang oleh preman jika mereka pergi keluar. Mereka memutuskan untuk tinggal di dalam masjid.
Aliansi Nasional Pendukung Legitimasi, koalisi partai-partai, dan tokoh Islam yang sebagian besar mendukung Presiden terguling Muhammad Mursi menyatakan, sedikitnya 213 orang tewas dalam serangan pada aksi unjuk rasa anti-kudeta di beberapa wilayah Mesir pada Jumat (16/8).
Wartawan jadi korban kekerasan
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Mesir dalam keadaan kacau sejak pasukan keamanan membubarkan paksa aksi duduk di lapangan Rabaa al-Adawiya dan Nahda, Rabu lalu (14/8). Pihak keamanan Mesir memperketat keamanan dengan merazia warga negara asing (WNA) menyusul situasi yang semakin memburuk.
Kondisi itu telah menyebabkan keprihatinan yang lebih besar bagi lembaga media dengan adanya korban dari wartawan. Sejak kekerasan berdarah di Mesir baru-baru ini, sejumlah wartawan mengalami luka-luka, pelecehan, dan penahanan. Setidaknya empat wartawan juga dilaporkan tewas dalam tragedi pembantaian Rabu lalu.
Departemen Kesehatan Mesir mengatakan setidaknya 638 orang telah tewas dalam kekerasan nasional sejak Rabu, termasuk 288 orang di Bundaran Rabi’ah Al-Adawiyah dan 87 lainnya di Bundaran Nahdah, Nasr City, Kairo.
Namun, Aliansi pro-Mursi telah menyebutkan jumlah kematian dari aksi duduk di Bundaran Rabi’ah Al-Adawiyah saja sudah mencapai 2.600 orang. (T/P09/P02).
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama