Doha, MINA – Wartawati Al Jazeera Qatar, Givara Budeiri, menyerukan “melindungi kebenaran” setelah pembunuhan rekannya Shireen Abu Akleh oleh pasuka Israel pada hari Rabu lalu (11/5).
“Seorang jurnalis terkadang menghadapi situasi yang sulit, antara menyelamatkan nyawa seorang rekan dan menyebarkan kebenaran. Apa yang Anda lakukan lebih penting dari segalanya, seluruh dunia sekarang tahu bahwa pendudukan itu telah berbohong,” katanya tentang rekannya yang telah gugur dilaporkan MEMO, Ahad (15/5).
Budeiri yang lahir di Palestina muncul di potongan rekaman video lain saat peliputan agresi Israel di Jenin sambil menangis setelah rekannya ditembak. Dia belajar jurnalisme dan media di Universitas Yarmouk di Yordania. Dia dianggap sebagai salah satu profesional media wanita terkenal di kalangan orang Palestina.
Israel membunuh wartawati senior Palestina dan reporter Al Jazeera TV Shireen Abu Akleh saat dia meliput penyerbuan tentara pendudukan Israel ke kamp pengungsian Jenin, utara Tepi Barat.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Abu Akleh mengenakan jaket antipeluru dengan jelas menampilkan kata ‘PRESS’ dan mengenakan helm, namun sebuah peluru dari seorang penembak jitu menembus kepalanya melalui telinga, seketika membunuhnya. Rekan-rekan di sekitarnya juga ditembak ketika mereka mencoba menyelamatkan Shireen di tempat kejadian.
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa telah menyerukan penyelidikan menyeluruh atas kematian wanita berusia 51 tahun itu. (T/R1/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon