Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Washington Umumkan Rancangan Perjanjian Damai di Afghanistan

Zaenal Muttaqin - Selasa, 29 Januari 2019 - 19:34 WIB

Selasa, 29 Januari 2019 - 19:34 WIB

0 Views

Pejuang Taliban Afghanistan.

Washington, MINA – Utusan khusus Amerika Serikat (AS) untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad, mengumumkan bahwa para pejabat negaranya dan gerakan Taliban telah mencapai kesepakatan kerja awal menuju perjanjian damai yang akan mengakhiri konflik antara gerakan itu dan pemerintah Kabul.

Khalilzad mengatakan kepada New York Times hari Senin (28/1), bahwa dukungan resmi AS untuk pembicaraan antara Taliban dan Amerika Serikat di ibukota Qatar, Doha, telah dikonfirmasi.

“Kami memiliki rancangan kerangka kerja yang perlu direfleksikan sebelum menjadi kesepakatan,” kata pejabat AS itu.

Taliban telah berkomitmen, dengan memuaskan, untuk melakukan apa yang diperlukan guna mencegah Afghanistan menjadi platform bagi teroris internasional,” kata Khalilzad, seraya menambahkan bahwa kelompok itu telah menerima gencatan senjata dan mengadakan perundingan langsung dengan pemerintah Afghanistan.

Baca Juga: Australia, Selandia Baru, dan Kanada Desak Gencatan Senjata di Gaza

Utusan AS itu menyambut komitmen Taliban untuk mencegah Afghanistan menjadi platform bagi para teroris, dan menambahkan bahwa para pihak (dari gerakan dan Washington) akan mempelajari rincian kerangka awal.

Dalam konteks terkait, diplomat Afghanistan mengatakan kepada media yang sama, yang menolak untuk mengungkapkan identitas mereka, mereka optimis tentang kemajuan yang dibuat selama pembicaraan ini.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani meminta Taliban untuk memulai pembicaraan langsung dengan pemerintah.

“Saya menyerukan kepada Taliban untuk memulai pembicaraan langsung yang serius dengan pemerintah Afghanistan,” kata Ghani dalam pidatonya kepada orang-orang Afghanistan tentang perkembangan dalam pembicaraan damai, menurut saluran berita lokal “Taloua News” yang dikutip MINA.Negosiasi damai akan melindungi hak-hak warga di satu sisi dan kedaulatan negara di sisi lain. Taliban memiliki dua pilihan; berdiri di negara mereka atau menjadi alat di tangan negara lain.

Baca Juga: Kelompok Pro Palestina di Prancis Rencanakan Aksi Protes di Pembukaan Olimpiade Paris 2024

Dia juga menekankan komitmen pemerintah Afghanistan untuk mengakhiri perang, yang berlangsung selama 40 tahun, dan menekankan bahwa ini adalah kehendak semua warga Afghanistan.

Sebelumnya, Khalilzad mengumumkan bahwa dia telah melakukan pembicaraan yang bermanfaat dengan perwakilan Taliban dan bahwa negosiasi damai akan segera dimulai.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengumumkan bahwa putaran terakhir perundingan dengan Washington telah membuat kemajuan dalam penarikan pasukan asing dan masalah-masalah vital lainnya (dia tidak menyebutkan secara spesifik).

Namun, dia menekankan bahwa gerakan itu tidak menyetujui gencatan senjata apa pun sampai semua pasukan asing ditarik dari negara itu, lapor Albawaba yang dikutip MINA.

Baca Juga: Ratusan Aktivis Yahudi Amerika Serukan Negaranya Embargo Senjata ke Israel

Amerika Serikat memimpin upaya perdamaian di Afghanistan dan mengatakan penyelesaian apa pun di negara itu harus antara pemerintah Afghanistan yang diakui secara internasional dan Taliban.

Pada awal September 2018, pemerintah AS menunjuk Khalilzad sebagai utusan ke Afghanistan, dan Departemen Luar Negeri menguraikan misinya untuk mengoordinasikan dan mengarahkan upaya AS guna memastikan bahwa Taliban duduk di meja perundingan dengan pemerintah Afghanistan. (T/B05/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: “Ummu Ubaidah” Ikut Demo Anti-Israel Di Washington

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Palestina
Palestina
Internasional
Palestina
Internasional