KESADARAN masyarakat Muslim tentang pentingnya makanan halal terus meningkat. Namun, ada satu hal yang sering terabaikan: wadah atau tempat makan yang digunakan.
Selama ini, perhatian lebih banyak tertuju pada kehalalan daging, bumbu, maupun minuman, padahal wadah penyajian juga bisa menjadi faktor penting dalam menjaga kehalalan makanan.
Belakangan ini, muncul kekhawatiran publik setelah beredar kabar bahwa food tray (nampan makanan) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) diduga menggunakan bahan yang melibatkan lemak babi (lard) dalam proses produksinya.
Isu tersebut memicu keresahan, terutama di kalangan umat Islam yang wajib menjaga makanan dari unsur haram dan najis. Seperti apa sebenarya nampan makanan yang beredar saat ini dan apa yang harus diperhatikan para konsumen, terutama muslim yang peduli pada kehalalan wadah untuk makanan.
Baca Juga: Menkes: Keputusan Kenaikan Tarif BPJS Kesehatan Sedang Dibahas
Berikut penjelasan seputar food tray di pasaran di mana banyak nampan makanan modern terbuat dari stainless steel dengan kode SUS 304 atau SUS 201. Material ini memang populer digunakan untuk peralatan sehari-hari, seperti sendok, garpu, botol minum, panci, hingga nampan makan massal. Meski sama-sama berbahan stainless steel, kedua jenis ini memiliki karakteristik berbeda.
SUS 304 dikenal lebih tahan karat, awet, dan dianggap lebih aman untuk kebutuhan makanan.
SUS 201 kualitasnya lebih rendah, lebih mudah berkarat, dan biasanya dipilih karena harga lebih murah.
Perbedaan kualitas bahan ini penting dipahami, bukan hanya dari sisi kesehatan, tetapi juga dari perspektif kehalalan. Sebab, jika dalam proses produksinya melibatkan zat yang tidak halal, maka wadah tersebut dapat menimbulkan keraguan bagi umat Islam.
Baca Juga: Tips Islami Menjaga Mata Tetap Sehat
Dengan meningkatnya perhatian terhadap isu ini, konsumen Muslim diharapkan lebih cermat saat memilih wadah makan, memastikan material yang digunakan jelas asal-usulnya, serta terbebas dari potensi kontaminasi bahan haram.
Pemahaman mengenai perbedaan keduanya sangat penting, bukan hanya untuk ketahanan material, tetapi juga terkait aspek keamanan pangan dan kehalalan.
Apa itu SUS 304 dan SUS 201?
- SUS 304
Merupakan jenis stainless steel austenitic yang paling populer. Disebut juga “18/8 stainless steel” karena mengandung sekitar 18% kromium dan 8% nikel. Kombinasi ini menjadikannya tahan karat, mudah dibentuk, dan aman digunakan untuk aplikasi makanan dan medis. - SUS 201
Dikembangkan sebagai alternatif ekonomis dari SUS 304. Kandungan nikel di dalamnya lebih rendah (sekitar 3,5–5,5%), digantikan oleh mangan dan nitrogen. Harganya lebih murah, namun ketahanan terhadap korosi lebih rendah dibandingkan 304.
Tabel Perbandingan SUS 304 dan SUS 201
Baca Juga: Mengelola Kesehatan Mental di Era Digital: Antara Tantangan dan Solusi
Aspek | SUS 304 | SUS 201 |
Komposisi Utama | Cr: 18–20%, Ni: 8–10.5%, Mn: ≤2% | Cr: 16–18%, Ni: 3.5–5.5%, Mn: 5.5–7.5%, N lebih tinggi |
Ketahanan Korosi | Sangat baik, tahan asam ringan, garam, kelembapan | Sedang, lebih cepat berkarat di lingkungan lembap/asin |
Sifat Mekanik | Ductile (mudah dibentuk), kuat, mudah dilas | Lebih keras, tapi cenderung lebih rapuh dan sulit dibentuk |
Penampilan | Mengkilap, tidak mudah kusam | Cenderung lebih gelap, cepat kusam setelah pemakaian lama |
Harga | Lebih mahal | Lebih ekonomis |
Penggunaan Umum | Peralatan dapur premium, peralatan medis, industri makanan dan farmasi | Peralatan dapur murah, furnitur interior, dekorasi rumah |
Relevansi dengan Isu Kehalalan
Dalam proses produksi stainless steel, terkadang digunakan bahan penolong seperti pelumas berbasis lemak hewani. Jika sumber lemak tersebut berasal dari babi, maka berpotensi menimbulkan masalah bagi konsumen Muslim.
Karena itu, meskipun secara teknis SUS 304 lebih unggul, dan SUS 201 lebih ekonomis, keduanya tetap memerlukan jaminan halal dari sisi bahan tambahan dan proses produksinya. Di Indonesia, hal ini diawasi oleh BPJPH melalui sertifikasi halal.
Daftar Food Tray Bersertifikat Halal (Data BPJPH per 26 Agustus 2025)
Nama Produk | Produsen | Nomor Sertifikat | Tanggal Terbit |
Food Tray 5 sekat MBG Makan Bergizi Gratis | PT. Gasindo Alam Semesta | ID31210023468990625 | 2025-06-30 |
Food Tray Max Pack | PT. Maju Jaya Kemasan Bersaudara | ID36110013512011023 | 2023-11-29 |
Food Tray Kraft Max Pack | PT. Maju Jaya Kemasan Bersaudara | ID36110013512011023 | 2023-11-29 |
Food Tray Stainless Steel | KKBrothers Energi Terbarukan | ID31410022959440625 | 2025-06-14 |
Food Tray | PT. Top Adi Perkasa | ID32210018812800624 | 2024-07-18 |
Food Tray | PT. Lubana Sukses Abadi | ID36410021167140325 | 2025-03-15 |
Paper Food Tray | PT. Best Packaging Technology | ID00410020773811124 | 2024-11-21 |
Food Tray Merek Ecothink | PT. Pura Baratama – Unit Coating | ID33110023270670625 | 2025-06-27 |
(Sumber: https://bpjph.halal.go.id/)
Baca Juga: Menkes: Balita Sukabumi Meninggal Bukan karena Cacingan
Mana yang Sebaiknya Dipilih?
- SUS 304: direkomendasikan untuk penggunaan yang membutuhkan ketahanan korosi tinggi, keamanan makanan, serta umur panjang, misalnya pada nampan makanan massal (food tray), botol minum, dan peralatan medis.
- SUS 201: cukup baik untuk kebutuhan ekonomis seperti furnitur interior, dekorasi rumah, atau peralatan dapur sederhana yang tidak sering terpapar air asin atau asam.
Mengetahui perbedaan antara SUS 304 dan SUS 201 membantu kita membuat pilihan yang lebih tepat, baik dari sisi kualitas material maupun aspek halal. SUS 304 unggul dalam hal ketahanan dan keamanan pangan.
Sedangkan, SUS 201 menawarkan harga lebih murah dengan kompromi pada daya tahan. Lebih dari itu, keduanya tetap perlu dipastikan proses produksinya bebas dari bahan haram agar sesuai dengan prinsip halalan thayyiban.
Sebagai konsumen Muslim, sudah sepatutnya kita lebih kritis dan cermat dalam memilih peralatan makan yang tidak hanya fungsional, tetapi juga terjamin kehalalan dan keamanannya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kesehatan Mental: Pilar yang Sering Terabaikan dalam Gaya Hidup Modern