Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Waspadai Peningkatan Karhutla, 6 Provinsi Tetapkan Siaga Darurat

Syauqi S - Selasa, 22 Agustus 2017 - 17:07 WIB

Selasa, 22 Agustus 2017 - 17:07 WIB

180 Views ㅤ

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB. (Foto: Royhanul Iman/MINA).

Jakarta, MINA – Sesuai prediksi sebelumnya, titik panas atau hotspot kebakaran hutan dan lahan akan terus meningkat memasuki akhir Agustus hingga September mendatang.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan meskipun di beberapa wilayah mengalami hujan di atas normal pada musim kemarau, bahkan terjadi banjir di Sulawesi, Kalimantan, dan sebagian Sumatera, namun kebakaran hutan dan lahan masih terjadi di beberapa tempat.

“Pantuan satelit Terra, Aqua dan SNPP pada Selasa (22/8) pukul 08.00 WIB terdeteksi 538 hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang hingga tinggi. Hotspot terus meningkat di Kalimantan Barat dan Papua. Sebanyak 193 hotspot terdeteksi di Kalimantan Barat, dan 143 hotspot di Papua,” ungkap Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB seperti diberitakan di situs lembaga itu.

Kemungkinan jumlah hotspot di lapangan lebih banyak daripada 538 hotspot karena beberapa wilayah tidak terlintasi oleh satelit Terra dan Aqua sehingga beberapa wilayah blank spot seperti Aceh, Jambi, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan NTT.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal

Gubernur dari 6 provinsi telah menetapkan status darurat kebakaran hutan dan lahan yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Selain itu, Sutopo menambahkan, Kabupaten Aceh Barat menetapkan siaga darurat kebakaran hutan dan lahan mulai 10 Juli 2017 hingga 30 September 2017.

Kebakaran hutan dan lahan di Papua terkonsentrasi di Kabupaten Merauke. Kebakaran hutan dan lahan ini diduga terkait dengan adanya pembukaan kebun besar-besaran di Merauke. Pantauan satelit menujukkan lokasi-lokasi hotspot berada pada bentang lahan yang terstruktur, rapi, dan dalam area yang luas.

“Adanya penetapan siaga darurat mekanisme pengerahan bantuan lebih mudah karena ada kemudahan akses. Penanganan kebakaran hutan dan lahan lebih terkoordinasi,” ujarnya.

Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri

Secara umum strategi penanganan kebakaran hutan dilakukan dengan menetapkan lima satgas yaitu, satgas, satgas udara, satgas penegakan hukum dari Polri dan KLHK, satgas pelayanan kesehatan, dan satgas sosialisasi yang terus menerus melakukan imbauan, sosialisasi, dan patroli.

Sutopo mengaku secara umum penanganan kebakaran hutan dan lahan menunjukkan kemajuan. Ia mengatakan tidak mungkin menihilkan hotspot dari seluruh wilayah Indonesia dalam sepanjang tahun.

“Luas lahan yang terbakar juga menunjukkan penurunan. Luas hutan dan lahan yang terbakar pada tahun 2015 sebanyak 2,61 juta hektar, pada tahun 2016 sebanyak 438 ribu hektar, dan tahun 2017 sekitar 20 ribuan hektar,” kata dia.

Kemarau akan berlangsung hingga Oktober mendatang. Puncak musim kemarau pada September sehingga potensi kebakaran hutan dan lahan akan makin meningkat. “Waspadalah,” pungkasnya. (R11/P2)

Baca Juga: Update Bencana Sukabumi:  Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian

 

Mi’raj News Agency (MINA)

 

 

Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia