Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[WAWANCARA EKSKLUSIF] Ketua Pusat Kebudayaan Al-Quds Apresiasi Bulan Solidaritas Palestina

Nur Hadis Editor : Ali Farkhan Tsani - 5 menit yang lalu

5 menit yang lalu

6 Views

Wawancara reporter MINA dengan Syaikh Walid Banat (Foto MINA)

Lembaga Kepalestinaan Aqsa Working Group (AWG) baru saja menyelenggarakan Daurah Akbar Internasional Baitul Maqdis di Masjid An-Nubuwwah, di kampung Islami kompleks Pondok Pesantren Al-Fatah Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Jumat-Ahad, 22-24 November 2024.

Hadir spesial pemateri, dua syaikh guru besar asli Palestina, Pakar geopolitik Syaikh Prof. Dr. Abd Al-Fattah El-Awaisi dan pakar ilmu tafsir Prof. Dr. Mahmud HM Anbar.

Pemateri lainnya Imaam Yakhsyallah Mansur (Pembina Utama AWG), Ali Farkhan Tsani (Duta Al-Quds), Bilal Anbar (Ketua Biro AWG Gaza), Fikri Rofiul Haq dan Farid Zanbalil (keduanya Relawan Rumah Sakit Indonesia di Gaza) .

Hadir juga peserta tamu kehormatan, Syaikh Khalid Banat, Direktur Pusat Kebudayaan Al-Quds, berpusat di Jakarta. Tak ketinggalan Muhammad Ghufron (Sekjen Serikat Usaha Muhammadiyah, berpusat di Jogjakarta).

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof. Anbar: Pendidikan Jaga Semangat Anak-Anak Gaza Lawan Penindasan

Di sela-sela kegiatan daurah tiga hari, reporter Kantor Berita MINA berkesempatan mengadakan wawancara dengan Syaikh Walid Banat membahas tentang peran AWG dan Pusat Kebudayaan Al-Quds yang ia kelola.

Dia juga memberikan apresiasi kepada Aqsa Working Group (AWG) atas kegiatan Bulan Solidaritas Palestina (BSP), yang dianggap sangat penting untuk meningkatkan kesadaran global terhadap perjuangan Palestina dan perlindungan Masjid Al-Aqsa.

Dia menekankan bahwa inisiatif BSP dapat memperkuat hubungan umat Islam di seluruh dunia dan mengingatkan bahwa perjuangan Palestina adalah tanggung jawab bersama.

Syeikh Banat menekankan pentingnya mempertahankan nilai-nilai kebudayaan dan sejarah Al-Quds di tengah upaya sistematis untuk menghapus jejak Islam di kota suci tersebut. Ia juga menyerukan kepada umat Muslim di seluruh dunia untuk bersatu dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina, terutama dalam menjaga Masjid Al-Aqsa sebagai salah satu situs paling suci dalam Islam.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya

Dalam wawancara tersebut, Syeikh Banat juga memaparkan program-program strategis yang dijalankan Pusat Kebudayaan Al-Quds, termasuk kegiatan pendidikan, seminar internasional, dan penyebaran informasi yang bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya melindungi Al-Quds dari upaya penjajahan budaya.

“Al-Quds bukan hanya milik rakyat Palestina, tetapi juga milik seluruh umat Islam. Setiap orang memiliki tanggung jawab untuk menjaga kehormatannya,” tegasnya.

Berikut kutipan wawancaranya:

MINA: Apa tanggapan Syaikh terhadap kegiatan Bulan Solidaritas Palestina yang diselenggarakan oleh Aqsa Working Group (AWG)?

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Syaikh Banat : Kegiatan yang diselenggarakan oleh Aqsa Working Group (AWG) benar-benar luar biasa, dan saya merasa sangat terkesan.

Pada awalnya, saat AWG menyampaikan rencana kegiatan BSP yang akan dilaksanakan, saya sebenarnya bertanya-tanya, dan belum bisa membayangkan seperti apa bentuknya. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi, bagaimana antusiasme masyarakat, atau sejauh mana dampak yang akan dihasilkan.

Namun, begitu saya melihat langsung pelaksanaannya, saya ikuti kegiatannya, saya baru menyadari bahwa semua bisa terlaksana berkat keikhlasan para aktivis dan taufik dari Allah. Tanpa dua hal itu, saya yakin kegiatan seperti ini tidak akan mungkin berjalan dengan sukses.

Saya memberikan apresiasi yang sangat besar terhadap apa yang telah dilaksanakan oleh AWG. Mereka telah bekerja dengan semangat dan dedikasi yang luar biasa untuk menyampaikan pesan solidaritas terhadap Palestina, khususnya Al-Quds dan Masjid Al-Aqsa. Melihat gerakan ini berkembang dan mendapatkan dukungan begitu banyak orang, saya merasa sangat bersyukur dan terharu.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Pada awalnya, saya merasa iri dengan saudara-saudara saya di Palestina. Saya iri karena mereka bisa merasakan langsung perjuangan di medan jihad dan menghadapi ancaman secara langsung, bahkan dengan segala pengorbanan besar, termasuk kemungkinan syahid. Saya merasa tidak bisa ikut serta dalam perjuangan mereka di sana, dan itu sangat membebani saya.

Namun, setelah saya bergabung dengan berbagai organisasi dan kegiatan yang mendukung Palestina, saya menyadari bahwa meskipun saya tidak berada di garis depan, saya tetap bisa berpartisipasi dalam jihad melalui cara yang berbeda. Perjuangan ini bukan hanya tentang berada di medan perang, tetapi juga tentang bagaimana kita mendukung, menyebarkan kesadaran, dan memperjuangkan hak-hak Palestina dengan cara kita masing-masing.

Kegiatan ini, bagi saya, adalah kegiatan yang sangat penting. Tidak ada yang lebih penting dari ini. Melalui kegiatan seperti ini, kita bisa mengajak umat Islam di seluruh dunia untuk lebih peduli terhadap nasib Palestina, khususnya Al-Aqsa yang merupakan salah satu tempat suci dalam Islam. Ini adalah sebuah perjuangan yang harus terus dilanjutkan hingga mencapai kemenangan.

Saya sangat menantikan kapan lagi kita bisa melaksanakan kegiatan serupa. Saya merasa kegiatan ini sangat memberi dampak, tidak hanya bagi saya, tetapi juga bagi semua orang yang terlibat.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Harapan saya, semoga semakin banyak umat Islam yang tergerak untuk ikut serta dalam solidaritas ini, dan kita bisa terus memperjuangkan kebebasan bagi Palestina. Apalagi kegiatan seperti ini digerakkan oleh para pemuda harapan umat.

MINA: Lalu apa kaitannya dengan Pusat Kebudayaan Al-Quds?

Syaikh Banat: Pusat Kebudayaan Al-Quds yang kami kelola, berfokus pada penyampaian pemahaman yang mendalam tentang Al-Quds, Masjid Al-Aqsa, dan Palestina secara keseluruhan.

Kegiatan ini sudah menjadi bagian dari tugas penting sebelum terjadinya “Tufan Al-Aqsa”, yang merupakan serangan besar-besaran yang menghancurkan wilayah tersebut. Fokus utama pusat kebudayaan ini adalah untuk memastikan bahwa umat Islam memiliki pemahaman yang benar baik dari segi aqidah Islam maupun sejarah terkait Al-Quds dan Palestina.

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Sebagai umat Islam, kita harus menyampaikan pemahaman yang benar tentang Al-Quds dan Masjid Al-Aqsa kepada kaum Muslimin di seluruh dunia, tidak hanya dalam konteks sejarah, tetapi juga dalam konteks spiritualitas dan tanggung jawab kita sebagai umat. Saat saya berkunjung ke beberapa negara, saya sering bertanya kepada orang-orang tentang pemahaman mereka mengenai Al-Quds.

Banyak orang tahu bahwa Al-Quds adalah tempat yang dijajah dan memiliki Masjid Al-Aqsa. Namun, mereka tidak tahu bahwa Al-Quds itu bukan hanya milik Palestina, tetapi juga milik umat Islam seluruh dunia. Mereka tahu bahwa Palestina dizalimi dan dibunuh, namun apakah mereka tahu bahwa Al-Aqsa dan Palestina adalah hak kita sebagai umat Islam? Al-Aqsa adalah harta kita, dan kita memiliki tanggung jawab untuk menjaganya.

Salah satu tanggung jawab terbesar umat Islam, khususnya Muslim Indonesia yang merupakan jumlah umat Islam terbesar di dunia, adalah untuk menjaga dan membebaskan Al-Aqsa. Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam perjuangan ini. Semakin besar jumlah kaum Muslimin, semakin besar pula tanggung jawabnya. Salah satu cara untuk menjalankan tanggung jawab ini adalah dengan menyebarkan pengetahuan tentang Al-Quds, Palestina, dan pentingnya perjuangan untuk kebebasan mereka.

Pembebasan Al-Aqsa adalah sebuah kewajiban bagi setiap Muslim, bukan hanya untuk umat di Palestina, tetapi untuk seluruh umat Islam. Al-Aqsa adalah hak kita, jadi kita harus berjuang untuk mengambil kembali hak kita yang telah dirampas.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Masjid Al-Aqsa memiliki kedudukan yang sangat penting dalam sejarah Islam, sebagai tempat terjadinya peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Nabi Muhammad Shallalahu ‘Alaihi Wasallam bukan hanya nabinya orang Palestina, tetapi beliau adalah rahmatan lil alamin, Nabi bagi seluruh umat manusia.

Masjid Al-Aqsa juga merupakan kiblat pertama umat Islam sebelum akhirnya dipindahkan ke Ka’bah di Mekkah.

Saya meyakini bahwa kemenangan untuk umat Islam akan datang dari timur, seperti terbitnya matahari, dan kita sebagai umat Islam harus terus menjaga semangat dan keyakinan kita, serta berusaha untuk mewujudkan kebebasan dan keadilan bagi Al-Quds dan Palestina.

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

MINA: Lalu, apa harapan untuk generasi muda Indonesia dalam mendukung perjuangan Palestina melalui jalur budaya?

Syaikh Banat: Harapan saya untuk generasi muda Indonesia sangatlah besar dalam mendukung perjuangan Palestina, termasuk melalui jalur budaya.

Perjuangan ini bukanlah perjuangan yang mudah, melainkan perjalanan panjang yang penuh dengan tantangan dan pengorbanan besar. Namun, saya percaya bahwa setiap langkah yang kita ambil, sekecil apapun itu, sangat berarti bagi masa depan Palestina dan umat Islam secara keseluruhan.

Saya berharap generasi muda Indonesia dapat mengukir prestasi besar dalam memperkuat ukhuwah Islamiyah, atau persaudaraan umat Islam. Sebagaimana kita ketahui, ukhuwah Islamiyah telah banyak dicerai-beraikan oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan umat Islam bersatu, terutama oleh mereka yang berusaha mengadu domba di antara kita.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Salah satu pihak yang paling sering berperan dalam hal ini adalah penjajah Zionis yang telah menabur benih perpecahan di berbagai belahan dunia, termasuk di kalangan umat Islam sendiri. Kita harus mampu menyatukan diri, bukan hanya dalam kata-kata, tetapi juga dalam tindakan nyata, saling mendukung dalam memperjuangkan hak-hak kita, termasuk dalam membebaskan Al-Quds dan Palestina.

Generasi muda Indonesia, dengan jumlah yang sangat besar dan potensi yang luar biasa, memiliki peran yang sangat strategis dalam gerakan ini. Dengan kekuatan budaya yang kita miliki, saya yakin kita bisa menyebarkan kesadaran akan pentingnya perjuangan Palestina kepada dunia. Budaya kita memiliki kekuatan untuk menyentuh hati banyak orang, untuk menyampaikan pesan solidaritas yang tulus, dan untuk memobilisasi semangat juang di kalangan umat Islam.

Saya juga berharap, melalui jalur budaya, kita bisa mengedukasi masyarakat, terutama pemuda, mengenai pentingnya menjaga persatuan umat Islam, karena kemenangan umat ini sangat bergantung pada seberapa kuat kita bersatu.

Jangan sampai perpecahan terus-menerus memecah belah kita, karena dengan persatuan, kita bisa mencapai tujuan besar kita, baik itu dalam pembebasan Palestina maupun dalam memperjuangkan keadilan dan kebebasan untuk umat Islam di seluruh dunia. Semua itu bisa kita wujudkan jika kita bergerak bersama, di bawah satu komando yang kuat, dengan kesadaran bahwa perjuangan ini adalah perjuangan bersama umat Islam, bukan hanya perjuangan satu bangsa atau satu negara.

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Saya yakin jika kita dan generasi muda Indonesia, terus bergandengan tangan dan memperkuat ukhuwah Islamiyah, kita akan menjadi kekuatan besar yang mampu meraih kemenangan.

Seperti yang saya yakini, kemenangan itu datang dari timur, seperti terbitnya matahari, dari tanah yang penuh dengan keberkahan dan pengorbanan ini, yaitu tanah Indonesia dan Palestina. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda