Webinar Literasi Keuangan Inklusif bagi Pondok Pesantren

Jakarta, MINA – BNI kembali menggelar Webinar Literasi Inklusif bagi Pondok Pesantren, kepada pimpinan, pengurus dan guru Pondok Pesantren Mitra , Senin (30/11).

“Acara tersebut bertujuan sebagai sarana implementasi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah berbasis ekosistem pondok pesantren yang diluncurkan pemerintah. Diharapkan dapat meningkatkan inklusi dan literasi keuangan syariah, mendukung pemulihan ekonomi nasional menghadapi pandemi Covid-19,” kata Direktur Bisnis Ritel dan Jaringan BNI Syariah, Iwan Abdi dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Rabu (2/12).

Hadir Asisten Deputi (Direktur) Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah Kemenko Perekonomian, Erdiriyo; Ekonom Ahli Kelompok Pengembangan Ekosistem Rantai Nilai Halal, Bank Indonesia, Diana Yumanita; Deputi Direktur Pengembangan Inklusi Keuangan OJK, Rose Dian Sundari.

Direktur Bisnis Ritel dan Jaringan BNI Syariah, Iwan Abdi mengatakan, pesantren saat ini menjadi salah satu penggerak ekonomi umat.

“Sebagai Hasanah Banking Partner, BNI Syariah berkomitmen untuk berkontribusi dalam pengembangan ekosistem halal diantaranya melalui pemberdayaan ekonomi pesantren,” kata Iwan Abdi.

Melalui kegiatan ini, BNI Syariah ingin memberikan edukasi kepada masyarakat perihal keuangan syariah.

Sehingga dapat meningkatkan inklusi dan literasi keuangan syariah demi menciptakan ekosistem pesantren yang swadaya dengan segala sumberdaya dan dengan didukung oleh peran perbankan syariah dalam hal ekonomi.

Dalam acara ini juga disampaikan bagaimana peran unit pengumpul zakat (UPZ) Pondok Pesantren dan implementasi BAZNAS microfinance desa di lingkungan Pondok Pesantren.

Asisten Deputi (Direktur) Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah, Kemenko Perekonomian, Erdiriyo menjelaskan webinar ini merupakan bagian dari implementasi ekosistem pengembangan edukasi dan literasi keuangan syariah.

“Kami berharap webinar akan dilanjutkan dalam implementasi program secara periodik untuk mendukung capaian indikator ekosistem pondok pesantren,” kata Erdiriyo.

Indonesia mempunyai potensi besar meningkatkan inklusi keuangan syariah. Hal ini didukung populasi penduduk muslim dan jumlah pondok pesantren di Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Agama, jumlah pondok pesantren di Indonesia 28.194 unit sebanyak 44,2% diantaranya atau 12.469 pondok pesantren memiliki potensi ekonomi agribisnis, peternakan dan perkebunan.

BNI Syariah menjalin beberapa kerjasama dengan mitra pondok pesantren diantaranya Webinar Edukasi Dan Literasi Keuangan Syariah Bagi UMK Jawa Timur dan Pondok Pesantren Mitra BUMI, yang merupakan kerjasama antara Kemenko Perekonomian bersama Sekretariat Wakil Presiden dan BNI Syariah, kerjasama pengembangan ekonomi pesantren.

Serikat Ekonomi Pesantren (SEP) atau Yayasan Simpul Energi Pesantren, dan pemberian bantuan senilai total Rp1,2 miliar dalam rangka ketahanan pangan dan penguatan ekonomi pesantren melalui pelatihan entrepreneur dan bantuan modal usaha kepada para santri di empat Pondok Pesantren yaitu Pesantren Syekh An-Nawawi Tanara, Serang Banten; Pesantren Madinatunnajah, Tangerang Selatan; Pesantren Investa Cendekia Amanah, Depok; dan Pesantren Al-Ittifaq, Bandung. (R/R4/P2))

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.