Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WEMENAG : BOM VIHARA EKAYANA BUKAN JAWABAN KEKERASAN KASUS ROHINGYA

Admin - Senin, 5 Agustus 2013 - 10:48 WIB

Senin, 5 Agustus 2013 - 10:48 WIB

545 Views ㅤ

Jakarta, 28 Ramadhan 1434/5 Agustus 2013 (MINA) – Wakil Menteri Agama, Nasaruddin Umar mengatakan, peristiwa bom di Vihara Ekayana, pada Ahad (04/08) malam, tidak relevan jika dikaitkan dengan adanya kekerasan terhadap umat Islam Rohingya di Myanmar, karena kejadian di negeri tersebut merupakan kejadian lokal setempat.

“Apalagi sebagai jawaban.  tidak relevan jika dihubungkan dengan kekerasan di negeri itu,” kata Nasaruddin Umar, Senin (5/8). Seperti dilaporkan situs Menag yang dikutip Mi’raj News Agency (MINA).

Wamenag tidak sependapat kejadian di Vihara Ekayana yang terletak di Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat itu dikatakan mempunyai kaitan dengan kasus pembantaian umat muslim Rohingya di Myanmar.

“Tidak ada hubungan Islam dengan persoalan masalah Myanmar. Kasus di sana adalah persoalan lokal,” jelas Nasaruddin.

Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK

Lanjutnya, tindak kekerasan yang dijawab dengan kekerasan pula adalah sungguh suatu perbuatan buruk. Apalagi peristiwa bom di vihara itu terjadi saat Ramadhan, saat umat Islam tengah berupaya menggapai kemenangan secara spiritual.

Nasaruddin mengatakan bahwa bom di Vihara Ekayana merupakan noda pada bulan suci Ramadhan tahun ini. Selain itu juga telah merusak suasana batin umat Islam Indonesia yang secara spiritual tengah berupaya mendapat kemenangan. “Jangankan di bulan Ramadhan, pada bulan lain pun, kekerasan tidak ada tempatnya dalam Islam,” jelasnya.

Terkait hubungan tersebut, Wamenag mengimbau umat Islam dan umat lainnya agar hendaknya tidak terpancing oleh perbuatan keji yang berusaha merusak vihara tersebut. “Kita harus lebih arif melihat persoalan ini,” imbau Wameng.

Walubi Prihatin

Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal

Sementara itu Wakil Ketua Widia Saba, Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Suhadi Sendjaja juga mengecam dan mengutuk tindakan bom di Vihara Ekayana. “Kami mengutuk, dan merasa prihatin atas kejadian tersebut,” tegasnya..

Suhadi mengimbau umat Buddha agar tidak terprovokasi dengan kejadian tersebut. Jaga perasaan hati dan jiwa. Prinsip umat Buddha adalah tak ada kekerasan dan kebencian. Umat Buddha lebih mengetengahkan prinsip damai, terlebih saat ini masih dalam suasana Ramadhan, saat umat Islam menjalankan ibadah puasa, ujar Suhadi.

Ketua Parisadha Buddha Dharma, Niciren Syosyu Indonesia (PBD NSI) menambahkan, kejadian bom di vihara tersebut tak relevan jika dikaitkan dengan kejadian di Myanmar. “Kita pun mengecam peristiwa di negeri itu,” katanya.

Sebagaimana diketahui, pihak Walubi pun sudah mendatangi kantor Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta untuk menyampaikan sikap atas kekerasan yang terjadi di Myanmar.

Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri

Tapi yang jelas jika kejadian itu dikaitkan dengan persoalan solidaritas, menurut dia, bukanlah pada tempatnya. “Solidaritas bukan demikian bentuknya,” kata Ketua Umum NSI, Suhadi.

Menurut Suhadi, Plt Ketua Umum Walubi, Arief Harsono telah berupaya membantu umat Islam di Myanmar. Dana bantuan untuk membangun sekitar sembilan ribu unit rumah telah disalurkan kepada PMI saat Jusuf Kalla berkunjung ke negeri tersebut. (T/P012/R2).

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Update Bencana Sukabumi:  Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian

 

 

 

 

Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025

Rekomendasi untuk Anda