WFP Berisiko Tidak Dapat Salurkan Makanan untuk Warga Yaman

Sana’a, MINA – Program Pangan Dunia PBB () menyatakan, lembaganya berisiko tidak dapat melanjutkan penyaluran bantuan makanan kepada jutaan warga yang kelaparan di .

Direktur Eksekutif WFP David Beasley mengatakan itu, usai mengakhiri dua hari kunjungan ke negara yang dilanda konflik. Reliefweb melaporkan, Kamis (24/2).

“Kami tidak punya pilihan selain mengambil makanan dari yang lapar untuk memberi makan yang kelaparan, kecuali kami menerima dana segera. Jika tidak adal lagi bantuan untui makanan, ini akan menjadi neraka di bumi,” kata Beasley.

Terlebih eskalasi - kemungkinan akan semakin meningkatkan harga bahan bakar dan pangan dunia, terutama biji-bijian di negara yang bergantung pada impor tersebut.

Harga pangan naik lebih dari dua kali lipat di sebagian besar Yaman selama setahun terakhir. Ini membuat lebih dari separuh negara itu membutuhkan bantuan pangan.

Harga pangan yang lebih tinggi akan mendorong lebih banyak kelaparan dan ketergantungan pada bantuan kemanusiaan.

WFP menyalurkan bantuan makanan kepada sekitar 13 juta warga setiap bulan di Yaman. Namun terpaksa mengurangi separuh jatah makanan untuk 8 juta orang pada awal tahun karena kekurangan dana. Sebanyak 5 juta orang lainnya berisiko langsung terancam kelaparan.

“Sudah kurang dari setahun sejak saya berada di Yaman dan itu lebih buruk daripada yang bisa dibayangkan siapa pun. Kami harus berjuang untuk kembali dari ambang kelaparan,” lanjutnya.

Dampak konflik Rusia-Ukraina akan dapat menyebabkan kemerosotan ekonomi di banyak Negara, terutama untuk negara-negara seperti Yaman. Yaman sangat bergantung pada impor gandum dari Ukraina dan Rusia. (T/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)