Cox’s Bazar, MINA – Program Pangan Dunia (WFP) di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani pengungsi Rohingya di Bangladesh, mengurangi jatah makanan, dari US$12 (sekitar Rp178 ribu) per bulan per pengungsi menjadi hanya $8 (Rp119 ribu) sebulan.
Pelapor khusus PBB memperingatkan, pemotongan itu akan memiliki konsekuensi berupa melonjaknya tingkat kekurangan gizi akut, kematian bayi, kekerasan, dan bahkan kematian. Human Rights Watch melaporkan, Jumat (2/6).
Program Pangan Dunia, menghadapi kekurangan donor tahun ini, sehingga harus melakukan pengurangan.
Laporan menambahkan, pemotongan jatah makanan ini, bersama dengan meningkatnya tindakan pembatasan yang diberlakukan oleh otoritas Bangladesh dan kekerasan di kamp-kamp pengungsi yang penuh sesak, yang dapat meningkatkan tekanan pada para pengungsi untuk dipulangkan.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Donor internasional masih sangat diperlukan untuk pengungsi Rohingya di Bangladesh.
Sementara rencana pemulangan ke Myanmar masih jauh dari aman bagi Rohingya. (T/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)