Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WHO: 112 Anak Palestina Dirawat Setiap Hari Akibat Malnutrisi di Gaza

Rana Setiawan Editor : Widi Kusnadi - 6 jam yang lalu

6 jam yang lalu

0 Views

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan lonjakan kasus malnutrisi parah di Jalur Gaza yang mengejutkan dunia(Foto: WAFA)

Jenewa, MINA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan lonjakan kasus malnutrisi parah di Jalur Gaza yang mengejutkan dunia. Sekitar 112 anak Palestina harus dirawat di rumah sakit setiap harinya karena kelaparan, dampak langsung dari blokade total dan serangan militer Israel yang terus berlanjut.

Dalam pernyataan pers yang dirilis Sabtu (28/6), Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyebut situasi kemanusiaan di Gaza telah “melampaui tingkat bencana.”

Ia menyoroti bahwa blokade berkepanjangan serta gempuran militer Israel telah menghancurkan akses terhadap pangan, layanan kesehatan, dan bantuan kemanusiaan bagi lebih dari dua juta warga sipil, khususnya anak-anak.

“Setiap hari, lebih dari 100 anak Palestina dirawat akibat kelaparan dan malnutrisi akut. Ini adalah tragedi yang bisa dihindari,” tegas Dr. Tedros dalam keterangannya dari markas WHO di Jenewa.

Baca Juga: Empat Bayi Gaza Wafat Akibat Kelaparan dalam 48 Jam

Sistem Kesehatan Gaza Kolaps

Menurut WHO, dari total 36 rumah sakit di Jalur Gaza, hanya 17 yang masih beroperasi sebagian. Lebih memprihatinkan lagi, tidak ada satu pun rumah sakit yang berfungsi di wilayah utara Gaza maupun di Rafah, wilayah paling selatan, yang menjadi sasaran intensif serangan militer dan pengungsian massal.

“Anak-anak dan warga sipil di utara Gaza serta Rafah sepenuhnya terputus dari layanan medis,” lanjut Dr. Tedros, seraya memperingatkan bahwa korban jiwa akan terus bertambah jika bantuan tidak segera disalurkan.

Dr. Tedros juga mengungkap bahwa setidaknya 500 orang telah terbunuh saat berusaha mendapatkan makanan di titik-titik distribusi bantuan yang dikendalikan oleh Amerika Serikat dan Israel, di luar sistem koordinasi PBB.

Baca Juga: Setelah 12 Hari Ditutup, 45.000 Jamaah Shalat Jumat di Al-Aqsa

Ia menyayangkan fakta bahwa pengendalian distribusi oleh militer justru menambah risiko terhadap warga sipil yang kelaparan.

WHO melaporkan bahwa mereka baru bisa memasuki Gaza untuk pertama kalinya sejak 2 Maret 2025, namun itu pun dalam kapasitas yang sangat terbatas.

“Kami hampir tidak bisa menjangkau mereka yang membutuhkan. Situasi ini benar-benar tidak manusiawi,” kata Tedros.

WHO menyerukan agar akses kemanusiaan dibuka tanpa syarat dan gencatan senjata segera diberlakukan untuk menyelamatkan nyawa warga sipil yang terjebak di tengah krisis.

Baca Juga: Pasukan Israel Akui Bunuh Warga Palestina yang Kelaparan

“Anak-anak Gaza sedang menghadapi kelaparan bukan karena bencana alam, tetapi karena keputusan politik dan militer,” pungkas Dr. Tedros.

Seiring memburuknya krisis kemanusiaan di Gaza, komunitas internasional dihadapkan pada kenyataan pahit: setiap hari keterlambatan aksi berarti nyawa anak-anak Palestina dipertaruhkan. WHO mengingatkan bahwa dunia tidak bisa lagi menutup mata. Saatnya tindakan nyata, sebelum semuanya terlambat.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Tel Aviv Kebakaran, Warga Israel Dievakuasi

Rekomendasi untuk Anda