Jakarta, 14 Rajab 1435/14 Mei 2014 (MINA) – Menteri Agama Suryadharma Ali menyatakan, hingga kini Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) belum pernah menyatakan kasus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
“Meski demikian, Indonesia tetap menaruh perhatian terhadap kasus tersebut mengingat Indonesia sebagai pengirim jamaah haji terbesar sepanjang tahun dan l makin meningkatnya animo jamaah umrah ke Tanah Suci,” kata Menag seusai membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Lembaga Dakwah Islam Indonesia tahun 2014 di Balai Kartini Jakarta, Selasa (13/5).
Risiko terkena serangan virus MERS-CoV, menurutnya, berpotensi pada jamaah umrah atau pun haji untuk usia lanjut, serta wanita hamil dan anak-anak.
Karena itu, ia menuturkan telah mengimbau agar jamaah lanjut usia tidak melaksanakan umrah. Jumlah jamaah umrah ini saja, menurut catatan dari Kemenag, sudah mencapai 150 ribu orang per bulan.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Namun demikian, kata menteri, terkait dengan jamaah usia lanjut yang sudah terdaftar dan masuk dalam kuota haji pada 2014, Kementerian Agama tetap akan memberangkatkannya. Meski penyakit tersebut harus diwaspadai. “Ini penyakit risiko tinggi,” tegasna.
Karena itu, lanjutnya, perkembangan penyakit ini terus dipantau Kementerian Agama bersama Kementerian Kesehatan.
Langkah preventif untuk terhindar dari serangan MERS-CoV, lanjut Suryadharma Ali, adalah menjaga pola hidup sehat, cukup istirahat, jangan merokok, rajin mencuci tangan dengan sabun, senantiasa menggunakan masker, tutup mulut ketika batuk, tidak mengunjungi peternakan dan tempat pemotongan hewan, menghindari kontak langsung dengan fasilitas kesehatan yang sudah terkena MERS CoV. Jika ada infeksi saluran pernafasan, agar segera berobat.
Imbauan tersebut, kata dia, sudah berkali-kali disampaikan. Ke depan, pihaknya akan membuat selebaran berupa imbauan untuk dibagikan kepada jamaah umrah. “Kita harus menyikapi dengan serius,” katanya.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Sebelumnya imbauan serupa disampaikan Kepala Pusat Kesehatan Haji, Fidiansyah, yang mengatakan, situasi kini sudah makin serius dan perlu perhatian.
“Tapi belum terjadi darurat kesehatan masyarakat.WHO pun hingga kini tidak menganjurkan penerapan restriksi perjalanan, masih dalam status “travel advise”. Dan, sampai kini tidak ada kasus MERS-CoV di Indonesia,” tegasnya. (T/P012/IR)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka