Jenewa, MINA – Kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan menyatakan, belum ada bukti yang mendukung vaksin baru untuk mengatasi varian baru virus Covid-19 Omicron, karena vaksin saat ini masih ‘sangat efektif’.
Berbicara dalam sebuah wawancara seperti dikutip dari Al Jazeera, Ahad (5/12), Swaminathan mengatakan tidak mungkin untuk memprediksi apakah Omicron akan menjadi strain yang dominan.
“Masyarakat tidak perlu panik atas munculnya varian baru virus corona Omicron, dan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah vaksin baru perlu dikerjakan ulang,” ujarnya.
Afrika Selatan telah mempercepat kampanye vaksinasi sepekan setelah penemuan varian virus corona Omicron.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Omicron telah terdeteksi di setidaknya 38 negara di Asia, Afrika, Amerika, Timur Tengah dan Eropa, dan telah mencapai tujuh dari sembilan provinsi di Afrika Selatan, tempat pertama kali diidentifikasi.
Banyak pemerintah telah memperketat aturan perjalanan penerbangan untuk menghindari meluasnya varian baru tersebut.
Swaminathan mengatakan Omicron memang “sangat menular” dan mengutip data dari Afrika Selatan yang menunjukkan jumlah kasus berlipat ganda setiap hari.
“Seberapa khawatir kita seharusnya? Kita jangan panik tetapi tetap harus hati-hati. Kita saat ini berada dalam situasi yang berbeda dengan tahun lalu,” katanya.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Masih banyak yang belum diketahui tentang Omicron, karena beberapa bagian Eropa bergulat dengan gelombang infeksi varian Delta yang lebih dikenal.
WHO mengatakan lembaganya masih belum melihat laporan kematian terkait Omicron.
Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November, sedangkan kasus pertama yang dikonfirmasi laboratorium diidentifikasi dari spesimen yang dikumpulkan pada 9 November. (T/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun