Khartoum, MINA – Lebih dari 600 orang tewas dalam beberapa pekan akibat konflik bersenjata di ibu kota Sudan, Khartoum, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Selasa (9/5).
Dikutip Anadolu, Juru Bicara WHO Tarik Jasarevic mengumumkan angka baru dalam pengarahan PBB, di mana sebanyak 604 orang tewas, dan 5.127 terluka sejak kerusuhan di Sudan yang dimulai sejak pertengahan April.
“Sekarang ada lebih dari 700.000 orang terlantar di Sudan,” kata Jasarevic.
Pada tanggal 15 April, pertempuran meletus antara tentara Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat paramiliter (RSF) di Khartoum dan sekitarnya.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Ketidaksepakatan telah muncul dalam beberapa bulan terakhir antara tentara Sudan dan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) atas integrasi RSF ke dalam angkatan bersenjata, syarat utama dari perjanjian transisi Sudan dengan kelompok-kelompok politik.
Sudan tidak memiliki pemerintahan yang berfungsi sejak Oktober 2021, ketika militer membubarkan pemerintahan transisi Perdana Menteri Abdalla Hamdok, dan menyatakan keadaan darurat dalam sebuah langkah yang dikecam oleh kekuatan politik sebagai “kudeta”.
Masa transisi Sudan, yang dimulai pada Agustus 2019 setelah penggulingan Presiden Omar al-Bashir, dijadwalkan berakhir dengan pemilu pada awal 2024. (T/R6/R1)
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Mi’raj News Agency (MINA)