Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WHO Peringatkan Sistem Kesehatan Gaza di Ambang Kehancuran

Hasanatun Aliyah - 35 detik yang lalu

35 detik yang lalu

0 Views

Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara.(Foto: MER-C)

Jenewa, MINA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, sistem kesehatan di Jalur Gaza kini berada di ambang kehancuran. Hal ini disebabkan oleh agresi militer penjajah Israel yang terus berlangsung, pengungsian massal, dan terhambatnya akses bantuan kemanusiaan.

Dalam pengarahan di Jenewa pada Selasa (17/6), Perwakilan WHO untuk wilayah pendudukan Palestina, Richard Peeperkorn, menegaskan bahwa krisis kesehatan di Gaza semakin memburuk di tengah beralihnya perhatian dunia ke ketegangan antara Iran dan Israel.

Gaza terus dihancurkan, sebagian besar jauh dari sorotan, namun tetap dalam bahaya,” ujar Peeperkorn, seperti dikutip Anadolu Agency.

Dari 36 rumah sakit (RS) di Gaza, hanya 17 yang masih berfungsi sebagian, dan hanya empat rumah sakit, termasuk Kompleks Medis Nasser, yang masih bisa menjadi rujukan pasien. Nasser menjadi satu-satunya fasilitas layanan ICU dan bedah saraf di Khan Younis serta melayani lebih dari 200 pasien dialisis.

Baca Juga: Diserang Iran Dua Hari, Israel Terima 9.000 Klaim dan Kerugian Senilai Rp5,4 Triliun

Di Kota Gaza, RS Al-Shifa beroperasi dengan tingkat hunian 200 persen. Sementara itu, RS Al-Amal di Khan Younis tidak dapat diakses sama sekali akibat agresi militer penjajah Israel di sekitarnya, sehingga tidak lagi menerima pasien baru.

Kelangkaan bahan bakar dan pasokan medis juga memperparah situasi. Lebih dari 50 persen stok medis WHO di Gaza telah habis, sementara puluhan truk bantuan tertahan di Al Arish dan Tepi Barat. Sebanyak 17 rumah sakit, 7 rumah sakit lapangan, dan 43 pusat kesehatan primer diperkirakan akan segera kehabisan bahan bakar.

Evakuasi medis nyaris terhenti. Sejak 18 Maret 2025, hanya 6 evakuasi yang berhasil dilakukan, padahal lebih dari 10.000 orang membutuhkan evakuasi medis ke luar Gaza.

“Tanpa bahan bakar, semua pelayanan kesehatan akan berhenti, dan akan semakin banyak kematian serta penderitaan yang sebenarnya bisa dicegah,” tegas Peeperkorn.

Baca Juga: G7 Memihak Agresor, Katakan Israel Punya Hak Membela Diri

Penjajah Israel hingga kini masih menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata. Serangan yang dimulai sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 55.400 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Serangan Iran Meningkat, Pemukim Israel Pilih Kabur Pakai Kapal Pesiar

Rekomendasi untuk Anda