Tepi Barat, MINA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan tentang meningkatnya jumlah serangan Israel terhadap staf medis di rumah sakit dan institusi medis Palestina lainnya di Tepi Barat yang diduduki.
Peringatan itu dibuat dalam Laporan Akses Kesehatan bulanan WHO di wilayah Palestina yang diduduki, Middle East Monitor melaporkan, Kamis (30/3).
Badan kesehatan internasional itu mendokumentasikan 47 serangan dalam dua bulan pertama 2023, termasuk 37 insiden yang melibatkan penghalang pengiriman perawatan kesehatan mendesak saat penggerebekan Israel di kota Jenin dan Nablus di Palestina, serta desa Huwara.
WHO juga melaporkan 21 insiden yang melibatkan tindakan kekerasan fisik terhadap penyedia layanan kesehatan.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Menurut laporan tersebut, 68 persen dari serangan yang tercatat terjadi di distrik Nablus. Daerah lain yang terkena dampak adalah Hebron, Jericho, Jenin, Betlehem dan Yerusalem.
WHO memasukkan kesaksian Ahmad dalam laporan tersebut. Ia adalah seorang tenaga kesehatan yang telah bekerja untuk Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) selama 26 tahun.
“Pada 22 Februari saat penyerbuan militer di Nablus, saya berada di salah satu dari sembilan ambulans PRCS yang dicegah memasuki Kota Tua untuk mengevakuasi orang yang terluka parah,” jelasnya.
“Kami diberitahu bahwa tidak ada koordinasi dengan pasukan Israel untuk masuknya ambulans, jadi kami memutuskan untuk melanjutkan dengan berjalan kaki dengan risiko kami sendiri,” tambahnya.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Kekerasan telah meningkat di seluruh wilayah Palestina yang diduduki dalam beberapa pekan terakhir, di tengah serangan militer Israel berulang kali ke kota-kota Palestina.
Lusinan pemukim Israel menyerang Huwara bulan lalu dan melakukan serangan pembakaran di beberapa rumah dan kendaraan Palestina hingga rata dengan tanah. (T/RE1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel