Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WHO: Tak Ada Pasokan Medis yang Diterima di Gaza Selama 10 hari

Rana Setiawan - Ahad, 19 Mei 2024 - 04:16 WIB

Ahad, 19 Mei 2024 - 04:16 WIB

0 Views

Truk Bantuan Obat-obatan dan Bahan Medis MER-C menuju perbatasan Rafah, Gaza, Palestina. (Foto: MER-C)
Truk Bantuan Obat-obatan dan Bahan Medis MER-C menuju perbatasan Rafah, Gaza, Palestina. (Foto: MER-C)

Jenewa, MINA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Sabtu (18/5), mengatakan, mereka tidak menerima pasokan medis di Jalur Gaza selama 10 hari karena Zionis Israel terus melancarkan serangan genosida di wilayah kantong tersebut.

Penutupan Zionis Israel terhadap penyeberangan Rafah menuju Gaza telah menyebabkan “situasi yang sulit”, kata juru bicara WHO Tarik Jasarevic. “Persediaan medis terakhir yang kami dapatkan di Gaza adalah sebelum 6 Mei,” ungkapnya, dilaporkan Wafa.

Pasukan Zionis Israel memulai invasi ke kota Rafah pada 7 Mei untuk memperluas serangan mereka di wilayah yang terblokade, menutup perbatasan Rafah ke Mesir yang sangat penting untuk pasokan kemanusiaan.

Ketika badan-badan PBB memperingatkan akan meningkatnya risiko kelaparan di Gaza, penyeberangan Karm Abu Salem dan Erez dari wilayah jajahan Israel juga ditutup.

Baca Juga: Israel Perpanjang Penutupan Media Al-Jazeera di Palestina

Jasarevic mengatakan kekhawatiran terbesarnya adalah kebutuhan bahan bakar untuk menjaga klinik dan rumah sakit tetap beroperasi. Fasilitas kesehatan di Gaza membutuhkan hingga 1,8 juta liter bahan bakar per bulan untuk tetap beroperasi.

Juru bicara tersebut mengatakan hanya 159.000 liter yang masuk ke Rafah sejak penutupan perbatasan. “Ini jelas tidak cukup,” tambahnya, menyoroti bagaimana hanya 13 dari 36 rumah sakit di seluruh wilayah Palestina yang kini beroperasi “sebagian”.

“Rumah sakit yang masih berfungsi kehabisan bahan bakar, dan hal ini membahayakan banyak nyawa,” kata Jasarevic. “Operasi militer saat ini di Rafah membahayakan banyak nyawa,” pungkasnya.[]

 

Baca Juga: Australia, Selandia Baru, dan Kanada Desak Gencatan Senjata di Gaza

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda