Jenewa, MINA – Pemimpin Penyakit Baru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Maria Van Kerkhove mengatakan, wabah virus cacar monyet yang terkonfirmasi di Eropa, Amerika Serikat dan Australia menjadi situasi yang dapat dikendalikan.
“Kami ingin menghentikan penularan dari manusia ke manusia. Kami dapat melakukan ini di negara-negara non-endemik,” ujarnya saat konferensi pers di Jenewa. Saudi Gazette melaporkan. Selasa (24/5).
Van Kerkhove melanjutkan, meskipun menjadi wabah terbesar di luar Afrika dalam 50 tahun, cacar monyet tidak menyebar dengan mudah di antara manusia.
Para ahli juga mengatakan ancamannya tidak sebanding dengan pandemi virus corona, lanjutnya.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
“Penularan benar-benar terjadi dari kontak kulit ke kulit. Sebagian besar orang yang telah terkonfirmasi lebih banyak mengalami gejala ringan,” katanya.
“Virus dalam kelompok ini cenderung tidak bermutasi dan cenderung cukup stabil”, tambahnya.
Selama beberapa pekan terakhir, kasus cacar monyet ditemukan di sejumlah negara Eropa, antara lain Inggris, Prancis, Jerman, Belgia, Italia, Portugal, Spanyol, Swedia, dan Kanada.
Gejala penyakit cacar monyet antara lain demam, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, kedinginan, dan ruam seperti cacar air di tangan serta wajah.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) cacar monyet biasanya hilang setelah dua hingga empat pekan.
Sejauh ini, sudah terdapat 92 kasus terkonfirmasi dan 28 kasus dugaan cacar monyet di 12 negara anggota WHO yang tidak endemik virus terkait. (T/Hju/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan