Demak, MINA – Kabupaten Demak Jawa Tengah (Jateng) kembali menghadapi ancaman bencana besar, mulai dari banjir, tanah longsor, hingga angin puting beliung.
Dengan prediksi curah hujan tinggi hingga Februari 2025, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan menghadapi kemungkinan terburuk.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Demak, Haris Wahyudi Ridwan, mengingatkan bahwa kesiapsiagaan adalah kunci untuk mengurangi risiko dan dampak bencana.
“Siaga bencana dapat membantu mengurangi risiko dan mempercepat pemulihan. Langkah awalnya adalah memastikan rumah aman, seperti mengecek genting, membersihkan saluran irigasi, dan menyiapkan tempat evakuasi,” tegas Haris dalam talkshow di Radio Suara Kota Wali, Kamis (9/1).
Baca Juga: Kunjungi Malaysia, Presiden Prabowo Bertemu PM Anwar Ibrahim
Hal senada diungkapkan Bupati Demak, Eisti’anah. Ia menyoroti pentingnya antisipasi banjir agar tidak terulang seperti awal 2024 lalu.
“Pemkab sudah menetapkan status darurat bencana sejak 24 November 2024. Ini harus menjadi alarm bagi masyarakat. Kesiapan evakuasi, peningkatan fasilitas pengungsian, dan sosialisasi harus jadi prioritas,” ujarnya.
Eisti menambahkan, langkah konkret seperti perencanaan matang dan kerja sama aktif dari warga diperlukan. “Curah hujan yang tinggi bukan hanya ancaman, tapi juga ujian bagi kita semua untuk lebih tanggap dan peduli terhadap lingkungan,” imbuhnya.
Dengan situasi ini, apakah Demak siap menghadapi ancaman bencana atau akan kembali menjadi korban amukan alam? Saatnya masyarakat bergerak bersama demi keselamatan bersama. []
Baca Juga: Tiba di Indonesia, Relawan MER-C Ungkap Situasi di Gaza Terus Memburuk
Mi’raj News Agency (MINA)