Sanaa, MINA – Krisis minyak yang melanda wilayah-wilayah di bawah kendali milisi Houthi di Yaman telah menghidupkan kembali pasar gelap.
“Kota-kota utara, termasuk ibu kota Sanaa, menghadapi krisis bahan bakar yang parah sejak Kamis (11/6) dan situasinya semakin buruk,” kata seorang warga setempat, yang tak bersedia dituliskan namanya, kepada Anadolu Agency melalui telepon.
Antrean panjang kendaraan mengular di depan stasiun pengisian untuk membeli bahan bakar, yang sekarang hanya tersedia di pasar gelap.
Menurut laporan media yang dekat dengan Houthi, polisi melancarkan operasi terhadap pihak-pihak yang mengendalikan penjualan bahan bakar dan menimbun persediaan karena melanggar hukum.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Pejabat Houthi mengklaim, krisis bahan bakar terjadi ketika pemerintah Yaman, yang didukung oleh Koalisi Arab pimpinan Saudi, memblokir masuknya 15 kapal tanker bahan bakar ke Pelabuhan Hudeida.
Pemerintah Yaman membantah klaim tersebut dan menuduh Houthi berusaha mengambil keuntungan dari krisis bahan bakar.
Yaman menderita konflik yang meningkat pada Maret 2015 setelah pemberontak Houthi merebut ibu kota Sanaa dan memaksa Presiden Abd-Rabbo Mansour Hadi meninggalkan negara itu. (T/R3/RI-1)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)