Wisata Syariah, Jakarta, 2-3 Juni 2014" width="300" height="214" />Jakarta, 4 Sya’ban 1435/2 Juni 2014 (MINA)- Indonesia memiliki keunggulan dalam mengembangkan wisata syariah, berpeluang menguasai pasar dunia, sebagaimana negeri ini memiliki tujuan wisata yang beraneka ragam dan jumlah Muslim mayoritas.
Hal itu diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Eka Pangestu saat pembukaan Forum Wisata Syariah negara-negara Organisasi kerjasama Islam (OKI) di Jakarta, Senin-Selasa.
“Dari hasil kajian berdasarkan kesiapan sumber daya manusia, budaya masyarakat dan lain-lain, maka tahap awal ini Indonesia akan menetapkan sembilan tujuan wisata syariah seperti Sumatera Barat, Riau, Lampung, Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Lombok dan Makasar,kata Mari.
Indonesia memiliki hubungan sejarah dan budaya yang erat dengan perkembangan peradaban dunia Islam sehingga kini dapat kita jumpai di sejumlah daerah dipersiapkan sebagai destinasi wisata syariah.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
“Target pertama, kita akan membuat standarisasi dari wisata syariah ini dan hal ini sudah di mulai di beberapa hotel, biro perjalanan yang mempromosikan wisata syariah dan lembaga-lembaga lain,” kata Mari.
Konferensi dihadiri negara anggota OKI dan partisipan negara lainnya membahas berbagai prospek dan tantangan wisata syariah yang mulai berkembang di dunia internasional.
Konferensi yang bertema “Islamic Tourism: The Prospect and Challenges” dibuka Wakil Presiden RI, Budiono. Dalam pembukaannya, ia menegaskan posisi strategis Indonesia dalam mengembangkan pariwisata syariah ini.
Wisata syariah kini mulai digemari wisatawan Muslim yang berkunjung ke berbagai negara, namun tidak banyak dijumpai pelayanan-pelayanan syariah yang sesuai dengan kebutuhan Muslim.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
Konferensi Internasional wisata syariah pertama di dunia itu merupakan tindak lanjut pertemuan para menteri parawisata negara OKI di Banjul, Gambia pada 6 Desember 2013 lalu. Para petinggi negara menyadari pentingnya fasilitas wisata yang ramah bagi Muslim seperti yang sudah digencarkan Jepang untuk menarik para wisatawan dari negara-negara Muslim.
Populasi Muslim dunia diperkirakan akan terus bertambah dari 1,6 miliar atau sekitar 23,4 persen dari penduduk dunia sebesar 6,9 miliar pada 2010 menjadi sekitar 2,2 miliar atau sekitar 26,4 persen dari tota penduduk dunia sebanyak 8,3 miliar di 2030, demikian menurut Pew Research Center Forum on Religion and Public Life.
Disamping itu, penduduk Muslim dunia juga ikut andil dalam laju pasar keuangan dunia, dimana menurut Thomson Reuters dalam State of Global Islamic Economy pada 2012 melaporkan, pengeluaran Muslim dunia untuk keperluan makanan dan minuman halal saja mencapai 1.088 miliar dolar AS atau sebesar 16,6 persen dari pengeluaran kebutuhan makan dan minum penduduk dunia.
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas
Laporan itu juga mengatakan, aset yang dimiliki keuangan Muslim dunia saat ini mencapai 1.354 miliar dolar AS. Sedangkan potensi yang dimiliki bank-bank Islam sebesar 4.095 miliar dolar AS atau sekitar 3,3 persen dari aset yang dimiliki bank-bank dunia.
Disektor pakaian kebutuhan Muslim dunia mencapai 224 miliar dolar AS pada 2012 atau sebesar 10,6 persen dari kebutuhan pakaian dunia. Diperkirakan akan mencapai 322 miliar pada 2018 atau 11,5 persen dari kebutuhan dunia.
Disektor perjalanan, umat Muslim dunia menghabiskan sekitar 137 miliar dolar AS untuk berwisata pada 2012 atau sekitar 12,5 persen dari pengeluaran global. Diperkirakan akan naik sebesar 181 miliar dolar AS pada 2018 (diluar perjalanan haji dan umroh).(L/Nidiya/P03/P04)
Miraj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama