Bandar Lampung, MINA – Sekolah Tinggi Agama Islam Abdullah bin Masud (STISA ABM) Lampung Selatan menggelar sidang senat terbuka wisuda sarjana untuk Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Sabtu (31/5), di Gedung Keratun, Kantor Gubernur Provinsi Lampung.
Acara wisuda bertema “Memperkuat Pembangunan Sumber Daya Manusia Masyarakat Lampung di Bidang Sains dan Teknologi Berbasis Al-Qur’an” ini diikuti oleh 104 wisudawan dan menjadi momen bersejarah bagi kampus dan para lulusan.
Acara turut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, Pembinan STISA ABM Imaam Yakhsyallah Mansur, M.A., Koordinator Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (Kopertais) Wilayah XV Prof. Wan Jamaluddin, M.Ag, Ph.D., Pemimpin Umum Kantor Berita MINA, Arif Rahman dan lainnya.
Dalam sambutannya, Imaam Yakhsyallah Mansur mengajak para lulusan untuk menatap masa depan Islam melalui hikmah Surah Ad-Dhuha. Ia menekankan pentingnya semangat optimisme dan sinar harapan dalam meniti masa depan.
Baca Juga: BPOM RI Bongkar Peredaran Obat Herbal Oplosan di Jawa Tengah
“Lihatlah masa depan Islam dari cahaya waktu Dhuha—terang, penuh harapan, dan membawa kemuliaan. Jadilah generasi yang mampu menghadirkan cahaya itu,” ujar Imam Yakhsyallah dalam pesannya.
Ia juga mengingatkan bahwa keberkahan ilmu tidak diukur dari banyaknya gelar, melainkan dari rasa syukur dan kerendahan hati dalam mengamalkannya.
“Kalau ingin menjadi manusia terbaik, teruslah membaca dan menulis, sebagaimana diajarkan dalam Surah Al-‘Alaq,” tambahnya.
Ketua STISA ABM, Dr. Lili Solehuddin, M.Pd.I., menegaskan bahwa prosesi wisuda ini bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan langkah awal untuk mengamalkan ilmu sesuai tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah.
Baca Juga: MER-C Indonesia Desak Penghentian Agresi Israel dan Pemulihan Sistem Kesehatan Gaza
Ia juga mengumumkan rencana pengembangan akademik kampus dengan pembukaan tiga program studi baru tahun depan, yaitu Pendidikan Agama Islam, Ekonomi Syariah, dan Hukum Keluarga Islam.
Di antara lulusan yang mendapat sorotan adalah Siti Rofi’ah, wisudawan terbaik yang menyebut pencapaian ini sebagai buah dari doa orang tua, usaha keras, dan dukungan dari lingkungan terdekat.
“Saya ingin keberhasilan ini menjadi motivasi bagi teman-teman untuk tidak menyerah dalam belajar,” ujarnya.
Namun momen paling menyentuh datang dari Sukiman Ansharullah, wisudawan tertua berusia 72 tahun. Dengan penuh semangat, ia mengutip sabda Nabi Muhammad SAW, “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat,” ujarnya sebagai pijakan semangatnya melanjutkan pendidikan ke jenjang S2.
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah di Wisuda STISA ABM: Jadilah Cahaya dalam Kegelapan
“Saya berharap anak-anak muda tak malu menuntut ilmu. Jangan berhenti, kalau bisa sampai meraih gelar profesor,” kata Sukiman, yang menjadi simbol semangat pembelajar seumur hidup.
Wisuda STISA ABM 2025 bukan sekadar seremoni akademik. Ia menjadi panggung yang menampilkan bagaimana ilmu, iman, dan inspirasi bisa berjalan beriringan untuk membangun masa depan yang lebih terang—secerah cahaya waktu Dhuha. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: RSIA Gaza Wujud Cinta Rakyat Indonesia untuk Anak-Anak dan Wanita Palestina