
perbatasan Mesir
. Foto: MINA" width="300" height="198" /> Rina Wati bersama suami Ahmad Skaik dan relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) di perbatasan Mesir. Foto: MINAGaza, 1 Dzulqo’dah 1435/27 Agustus 2014 (MINA) – Warga Negara Indonesia (WNI) asal Cianjur Jawa Barat bersama keluarganya yang terjebak dalam perang terbaru Israel-Palestina akhirnya bisa keluar Gaza setelah sebelumnya tertahan di perbatasan Mesir.
“Alhamdulillah, Rina, suami, dan anaknya sudah menuju Kairo bersama tim dari KBRI,” lapor koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Jalur Gaza, Rabu (27/8).
Sebelumnya, Rina diantar tim relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C ) menuju rafah/">perbatasan Rafah dan kemudian dijemput Sekretaris II Protokol dan Konsuler KBRI Kairo Puji Basuki bersama tim yang tiba di perbatasan Jalur Gaza Rabu siang pukul 11.00 waktu setempat
Sebelumnya, Rina Wati dan keluarga yang sudah menunggu kedatangan tim di imigrasi Gaza segera menuju ke imigrasi Mesir yang hanya berjarak 100 meter, namun pihak Mesir menahan semua warga Gaza termasuk Rina Wati tepat di depan imigrasi Mesir, lapor koresponden.
Baca Juga: Pasukan Israel Tutup Masjid Ibrahimi di Hebron Bagi Umat Muslim
“Kami hanya ingin keluar, kasian anak-anak saya,” ujar Rina kepada tim MINA.
Rina Wati menikah dengan warga Gaza Ahmad Skaik pada 2008. Mereka sebelumnya tinggal di Arab Saudi. Namun, karena ada beberapa kesulitan yang dihadapi, keduanya pindah ke rumah Ahmad di Gaza pada 28 Maret 2012 dan tinggal di sana.
Keluarga itu dikaruniai dua orang anak yakni Yahya Skaik dan Yasin Skaik. Yasin dilahirkan dalam kondisi prematur dalam situasi perang yang dilancarkan Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Juli lalu.
Koresponden MINA menuturkan, Selasa pagi Waktu Gaza, Rina beserta keluarga diantar oleh relawan MER-C bertolak menuju Rafah.
Baca Juga: Mantan Kepala Militer Israel: Netanyahu Harus Ditangkap
Perjalanan berjarak 40 kilometer dari Gaza menuju rafah/">perbatasan Rafah tersebut cukup menegangkan, karena serangan-serangan Zionis Israel kala itu masih berlanjut, yakni sebelum kesepakatan genjatan senjata permanen disepakati bersama gerakan-gerakan Palestina Selasa malamnya.
“Sepanjang perjalanan tidak banyak kendaraan yang melintas bahkan bisa dibilang hanya kendaraan kami yang melintas,” lapor Koresponden MINA di Gaza.
Rina Wati dan keluarga tiba di Rafah sekitar pukul 08.30 pagi, segera diarahkan ke ruang keberangkatan imigrasi Rafah. Relawan MER-C mencoba mengontak tim penjemput dari KBRI, namun hingga sekitar tiga jam, tim KBRI belum bisa dihubungi.(L/K01/R04)
Baca Juga: Perpecahan Hantui Zionis Israel, Tentara Cyber Protes Netanyahu
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Belanda Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Gaza dengan Kirim Anjing Militer ke Israel