Bintaro, Jakarta, MINA – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta kepada para perancang silabus dan kurikulum agar Kajian Islam di Indonesia masuk dalam kurikulum Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII).
Ia menuturkan, Islam di Indonesia adalah berciri moderat, tidak terkotak-kotak, dan menjaga kebersamaan.
“Spirit moderasi dan kebersamaan harus menjadi spirit kajian-kajian Islam di UIII,” kata Menag saat menjadi pembicara kunci pada workshop yang bertajuk Silabus dan Kurikulum: Uji Sahih Islamic Studies di Bintaro, Rabu (27/3).
“Indonesia melalui UIII dapat menjadi laboratorium sosial dalam pengimplementasian moderasi beragama di dunia,” lanjutnya.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Dikutip dari rilis Kemenag, menurutnya, selama ini berkembang di kampus kajian tentang Islam di Timur Tengah, Asia, dan di belahan dunia lainnya. “UIII harus membawa misi menghadirkan kajian Islam di Indonesia dan bisa menjadi role model Islam di dunia,” paparnya.
Workshop ini berlangsung dua hari, 27 – 28 Maret 2019. Hadir dalam uji shahih silabus dan uiii/">kurikulum UIII ini, sejumlah alumni Timur Tengah (Makkah, Madinah, Iran, Sudan, Maroko dan Iran) di samping para pemikir lulusan Amerika dan Eropa.
Menag berpesan agar kelahiran UIII dapat dijadikan momentum memperkenalkan Islam Indonesia di kancah dunia dan ikhtiar memperkaya Islamic Studies.
UIII didirikan Pemerintah Indonesia sebagai pusat pendidikan dan kajian Islam yang dibangun di atas areal seluas hampir 100 ha di Cimanggis, Depok, Jawa B arat.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Juga hadir dalam workshop ini, Dirjen, Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, Sesditjen Pendis Imam Safei, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Arskal Salim. (R/R05/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru