Jakarta, MINA – Pemanfaatan Solusi Berbasis Alam untuk Warga Jakarta dalam menghadapi krisis iklim dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan harus didukung berbagai pihak.
Direktur Program WRI Indonesia Arief Wijaya menjelaskan, Solusi Berbasis Alam atau yang lebih dikenal dengan istilah Nature-based Solution (Nbs) merupakan pendekatan bertujuan melindungi, mengelola secara berkelanjutan, dan memulihkan ekosistem alami atau yang dimodifikasi untuk mengatasi tantangan masyarakat secara efektif dan adaptif.
“Solusi Berbasis Alam juga sekaligus memberikan manfaat bagi kesejahteraan manusia dan keanekaragaman hayati di lingkungan sekitar,” kata Arief pada temu media konsultasi publik, dan jelajah taman di Jakarta, Rabu (6/7).
Arief mengatakan, oleh karenanya pendekatan ini memerlukan tata kelola yang bersifat kolaboratif, partisipatif, multi level, dan multi pemangku kepentingan.
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
“Jika diterapkan secara optimal, pendekatan Solusi Berbasis Alam dapat menjadi alternatif yang efisien untuk membantu menambah keberadaan unsur penghijauan dan membuat kota menjadi lebih hidup dan nyaman,” katanya.
Kegiatan diskusi publik yang digelar WRI Indonesia selaku sekretariat Cities4Forests di Indonesia, bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI, melibatkan peserta dari perwakilan pemerintahan, pakar, akademisi, komunitas peduli lingkungan, dan media ini juga diagendakan menjelajah taman ke Taman Langsat dan Ayodya.
Kota Jakarta adalah salah satu dari lebih dari 70 kota di dunia yang tergabung dalam Cities4Forests, koalisi yang mendorong pembelajaran peer-to-peer untuk meningkatkan hubungan antara kota dengan hutannya.
Sejak 2019, Cities4Forests telah mendukung Kota Jakarta dalam melakukan pemetaan RTH dan pendataan pohon, sebagai langkah integrasi Solusi Berbasis Alam.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini
Ahli Hidorologi WRI Indonesia Yudishtira Satya Pribadi mengatakan, diperlukan pendekatan lain yang lebih adaptif melalui pendekatan Solusi Berbasis Alam dengan melibatkan berbagai fungsi alam khususnya pada pengendalian banjir di Jakarta.
“Seperti intersepsi air hujan melalui vegetasi, peningkatan infiltrasi air ke dalam tanah untuk meningkatkan kapasitas tampung air hujan, ataupun memperlambat laju aliran air untuk mengurangi laju erosi,” ujarnya
Dia menuturkan rekomendasi penerapan Solusi berbasis Alam bagi warga Jakarta.
Tiga opsi Solusi Berbasis Alam yang direkomendasikan harus diterapkan yakni pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) multifungsi, pembangunan kolam retensi, dan integrasi infrastruktur hijau dengan infrastruktur biru.
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
Sementara Kepala Seksi Perencanaan Bidang Taman Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta Hendrianto mengatakan, konsep tersebut telah diimplementasikan Pemprov DKI Jakarta dalam merevitalisasi beberapa taman dan RTH.
“Sehingga tidak hanya memberikan fungsi rekreasi, tetapi juga memiliki manfaat bagi keberlangsung kehidupan masyarakat kota. Sebagai contoh kehadiran Tebet Eco Park yang baru ini diresmikan,” kata Herdianto.
Maman Supratman, Kepala Sub Koordinator Urusan Perencanaan di Bidang Pengendalian Banjir dan Drainase, Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta mengatakan upaya Jakarta dalan pengendalian banjir selama ini dilakukan dengan basis infrastruktur fisik berupa pembangunan dan perluasan waduk, pompa air, polder, dan pemeliharaan kanal.
“Kami berharap program dengan kerja sama Cities4Forests melalui pendekatan Solusi Berbasis Alam dengan implementasi integrasi fungsi infrastruktur fisik dengan kombinasi elemen ekosistem alami,” pungkasnya.(L/R1/P2)
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal