.Tepi Barat, MINA – Seorang Yahudi Amerika Serikat (AS) yang mengunjungi Israel dengan organisasi nirlaba sayap kanan Israel, Birthright, menuduh pemandu wisata menghapus keberadaan warga Palestina setelah mengetahui peta perjalanan mencakup Tepi Barat yang diduduki sebagai bagian dari Israel.
Dalam sebuah klip video yang dibagikan secara online, pria yang tidak disebutkan namanya itu mengkritik agenda perjalanan tersebut dalam mempromosikan dan mendukung kebijakan kolonialisme serta apartheid Israel yang sedang berlangsung, sambil mengecamnya sebagai “tidak adil”.
“Jika saya tidak bertanya apa-apa, bagaimana orang tahu di mana Tepi Barat karena peta ini tidak mengatakan apa-apa. Ini benar-benar menghapus fakta bahwa Palestina itu ada,” kata pria Yahudi AS tersebut seperti dikutip dari Middle East Monitor, Sabtu (1/7).
“Ini tidak adil. Masalah sebenarnya adalah tidak pantas bagi kita semua untuk diperlihatkan peta ini seolah-olah itu adalah kebenaran ketika hanya pemerintah Israel yang berpikir bahwa Tepi Barat adalah bagian dari Israel. Komunitas internasional dan Palestina sendiri tidak akan pernah mengatakan itu,” tambahnya.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Sejak didirikan pada 1999, Birthright telah membawa sekitar 500.000 pemuda Yahudi dari seluruh dunia dalam perjalanan gratis ke Israel.
Menurut organisasi tersebut, perjalanan, yang sebagian besar didanai oleh pemerintah Israel adalah untuk mengurangi perpecahan yang tumbuh antara Israel dan komunitas Yahudi di seluruh dunia, memperkuat rasa solidaritas di antara orang Yahudi dunia dan memperkuat identitas Yahudi pribadi para peserta serta berhubungan dengan orang-orang Yahudi.
Namun, para aktivis menentang negara pendudukan selama perjalanan selain menyebarkan petisi, melakukan protes di kampus-kampus dan memblokir markas Birthright di New York.
Pada 2018, sebuah petisi yang ditandatangani oleh 1.500 mahasiswa Yahudi menuntut Birthright untuk menyertakan pembicara Palestina dalam rencana perjalanannya untuk membahas realitas pendudukan.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
“Warga Palestina di sana hidup di bawah pendudukan militer, mereka tidak bisa memilih,” kata aktivis dalam video tersebut.
“Mereka adalah air yang dikendalikan oleh orang lain dan mereka tidak dapat mengaksesnya dan hidup mereka dibuat seperti neraka karena mereka bahkan tidak dapat melihat keluarga mereka di Yerusalem dan pergi ke kota lain karena mereka tidak pernah tahu kapan,” tambahnya. (T/RE1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon