Oleh: Uray Helwan Rusli, Majelis Kutab Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Kalimantan Barat.
4. Hidup “Mendampingi” 4 Kitab Suci: Zabur, Taurat, Injil dan Al Quran
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Kenikmatan lainnya yang dianugerahkan kepada Bani Israel adalah, mereka Allah taqdirkan untuk “mendampingi” emat kitab yang Allah turunkan, yakni Zabur, Taurat, Injil dan Al Quran. Empat kitab tersebut diturunkan kepada mereka dan di masa mereka. Tiga kitab diturunkan khusus untuk mereka, sedangkan satu kitab terakhir untuk seluruh ummat manusia, termasuk mereka.
Lantas apa kenikmatan yang diraih ketika keempat kitab suci tersebut hadir di tengah-tengah mereka? Jawabannya, seharusnya mereka mendapatkan setidaknya 5, diantaranya:
- Hidup dibawah bimbingan wahyu Allah. Petunjuk untuk menuju jalan keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat terbentang di depan mata.
- Lebih berpengalaman tentang seluk beluk firman Allah, karena antara kitab satu dengan yang lain berasal dari sumber yang sama. Itulah sebabnya mereka lebih mudah untuk mengetahui
- Dikenal sebagai masyarakat yang berilmu. Ilmu seluruhnya berasal dari Allah, yang pokok-pokoknya tertuang pada alkitab yang Dia turunkan. Jadi ketika mereka mengetahui isi alkitab, berarti mereka mengetahui ilmu langsung dari sumbernya.
- Peluang untuk mendekatkan diri kepada Allah lebih besar karena informasi alhaq sudah berada dalam genggaman mereka.
- Mengetahui berbagai informasi ghaib yang didapat dari nubuwwat alkitab. Ketika manusia lain tenggelam dalam takhyul dan khurafat, mereka mendapat informasi resmi dari Robb Yang Maha Mengetahui mengenai berita-berita futuristik yang akan terjadi di kemudian hari.
Berikut ini salah satu ayat Al-Quran yang menunjukkan bahwa Bani Israel familiar dengan Al-Quran dan kitab sebelumnya:
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
وَآمِنُوا بِمَا أَنْزَلْتُ مُصَدِّقًا لِمَا مَعَكُمْ وَلَا تَكُونُوا أَوَّلَ كَافِرٍ بِهِ ۖ وَلَا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا وَإِيَّايَ فَاتَّقُونِ
Artinya: Dan berimanlah kamu (Bani Israil, pen.) kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Quran) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa.(QS. Al Baqarah: 41)
Sama seperti kenikmatan lainnya yang tercurah kepada mereka, karunia kitab suci ini pun mereka kufuri. Perintah dan larangan mereka abaikan, mereka ambil sebagian dan tolak sebagian yang lain, mereka ubah ayat-ayat Allah yang tidak sesuai dengan keinginan mereka, dan mereka sembunyikan ayat-ayat yang mereka anggap dapat merugikan kepentingan mereka.
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَا بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ قَالُوا أَتُحَدِّثُونَهُمْ بِمَا فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ لِيُحَاجُّوكُمْ بِهِ عِنْدَ رَبِّكُمْ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Artinya: Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata:” Kamipun telah beriman,” tetapi apabila mereka berada sesama mereka saja, lalu mereka berkata: “Apakah kamu menceritakan kepada mereka (orang-orang mukmin) apa yang telah diterangkan Allah kepadamu, supaya dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujjahmu di hadapan Tuhanmu; tidakkah kamu mengerti?” (QS. Al Baqarah: 76)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada peperangan Bani Quraidzah berdiri di bawah benteng mereka. Dengan marahnya atas pengkhianatan mereka, beliau bersabda: “Hai saudara-saudara kera! Hai saudara-saudara babi! Hai penyembah-penyembah thaghut!” Para pemimpin bani Quraidzah berkata kepada kaumnya. “Siapa yang memberitahu Muhammad tentang ucapan yang dikeluarkannya itu! Ia tidak mungkin tahu kecuali dari kamu. Mengapa kalian beritahukan kepada mereka tentang kutukan Allah kepada kalian, sehingga mereka dapat mengalahkan hujjah kalian?” Maka turunlah ayat ini yang menegaskan penyesalan mereka akan kebocoran isi Taurat kepada Nabi Muhammad SAW. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid.)
5. Mengetahui Sosok Pembawa Risalah Terakhir Seperti Mengenal Anak-Anak Mereka
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh
Kenikmatan terakhir orang-orang Yahudi yang disajikan dalam tulisan ini adalah mereka sangat mengenal sosok nabi akhir zaman layaknya mereka mengenal anak-anak sendiri. Tentang hal ini Allah sebutkan dalam Al-Quran:
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ ۖ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Artinya: Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. (QS. Al Baqarah:146)
Ayat serupa juga terdapat dalam QS. Al An’am ayat 20:
Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمُ ۘ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Artinya: “Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya, mereka mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman (kepada Allah).”
Dengan kenikmatan ini, semestinya akses mereka untuk meraih kebenaran terbuka lebar. Informasi siapa Nabi yang ditunggu-tunggu kedatangannya di akhir zaman serta bagaimana ciri dan sifatnya, telah berada dalam genggaman mereka. Tidak sebagaimana umat lain yang masih tenggelam dalam gelapnya kejahiliyahan.
Namun apa yang dilakukan oleh Bani Israel terhadap informasi yang sangat berharga ini? Lagi-lagi mereka ingkari. Mereka kufur ketika tanda-tanda kebenaran telah sampai persis di depan mata mereka. Meskipun sudah tidak ada celah sedikit pun untuk menolak. Bahkan mereka iri dan dengki, menyesalkan mengapa nabi akhir zaman pembawa risalah penyempurna itu, bukan dari kalangan mereka, namun terlahir di masyarakat Arab, berasal dari keturunan Ismail bin Ibrahim. Begitulah iri dan dengki membuat cahaya Al Haq yang bersinar terang, tertutup oleh pekatnya hati. Kesombongan telah menguasai mereka.
Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel
Disebutkan dalam Tafsir AthThobari dari Ibnu Abbas: “Sesungguhnya orang-orang Yahudi sebelum diutusnya Beliau, berharap dapat mengalahkan kaum Aus dan Khazraj dengan kehadiran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Ketika Allah mengutus beliau dari kalangan Arab, orang-orang Yahudi kufur kepada Beliau dan mengingkari perkataan yang dulu pernah mereka ucapkan tersebut. Maka berkatalah kepada mereka, Muadz bin Jabal dan Bisyr bin Barra dari Bani Salamah: “Wahai orang-orang Yahudi, bertaqwalah kepada Allah dan masuk Islamlah kalian, padahal dulu kalian berharap dapat mengalahkan kami dengan kehadiran Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, ketika kami dalam keadaan musyrik. Kalian pun telah mengabarkan kepada kami bahwa beliau akan diutus serta kalian sampaikan sifat-sifat beliau kepada kami.” Maka berkata Salam bin Misykam dari Bani Nadhir, ”Nabi yang kami kenal masih belum datang. Dan dia (muhammad) bukanlah nabi yang kami ceritakan kepada kalian.” Maka Allah menurunkan ayat:
وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ
Artinya: “Dan setelah datang kepada mereka Al Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka la’nat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu”. (QS. Al Baqarah: 89)
Demikianlah Bani Israil, lautan nikmat yang Allah karuniakan kepada mereka, namun kedurhakaan yang mereka haturkan kepada Allah. Akhirnya orang-orang kafir dari kalangan mereka dilaknat bahkan melalui lisan nabi mereka, Dawud dan Isa alaihimussalam:
Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel
لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ
Artinya: Telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. QS. Al Maidah:78.
Itulah perjalanan ummat yang pada mulanya memiliki banyak keistimewaan dan kelebihan namun berakhir dengan laknat dan kehinaan. Wallahu a’lam.(P004/R03)
Baca Juga: Catatan Perjalanan Dakwah ke Malaysia-Thailand, Ada Nuansa Keakraban Budaya Nusantara
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)