Al-Quds, MINA – Ratusan orang Yahudi ultra-Ortodoks berdemonstrasi di Yerusalem, Kamis (8/3), memprotes undang-undang wajib militer.
Demontrasi yang digelar pada waktu malam hari itu menutup jalan utama, yang mendorong polisi Israel terlibat berntrokan dengan para demonstran.
“Demonstran memblokir jalan yang menghubungkan Yerusalem dan Tel Aviv, sebelum polisi membubarkan mereka dan membuka kembali arteri lalu lintas yang vital,” sebuah pernyataan menyebutkan, seperti dilaporkan Safa yang dikutip MINA.
Demonstrasi tersebut terjadi pada hari setelah penangkapan seorang militan muda Yahudi yang sebelumnya tidak memenuhi panggilan pemerintah Israel, dan meminta pembebasan untuk didaftarkan dalam wajib militer.
Baca Juga: Sektor Pariwisata Israel Hancur, 90 Hotel Tutup Sejak Perang
Orang-orang Yahudi yang religius telah melakukan serangkaian demonstrasi baru-baru ini karena penangkapan militan muda yang dituduh menghindari dinas militer.
Rekrutmen dikenakan pada kebanyakan orang Yahudi Israel pada usia 18 untuk mengikuti wajib militer selama 2,8 tahun untuk kaum pria, selama dua tahun untuk kaum wanita.
Pihak berwenang Israel membebaskan orang-orang Yahudi Ortodoks dari dinas militer jika mereka melanjutkan studi agama, tapi setelah mengajukan pembebasan wajib militer.
Tetapi banyak siswa bersikap keras bahkan menolak mengajukan permohonan militer untuk mendapatkan pembebasan tersebut.
Baca Juga: Pengadilan Tinggi Israel Perintahkan Netanyahu Tanggapi Petisi Pengunduran Dirinya
September lalu, Mahkamah Agung Israel membatalkan pembebasan siswa Yahudi Orthodoks dari dinas keagamaan dari tentara Israel, tapi menunda pelaksanaannya selama setahun, yang memungkinkan pemerintah untuk memperkenalkan sebuah undang-undang baru.
Orang Yahudi ortodoks jumlahnya sekitar 10% dari jumlah keseluruhan orang Israel. (T/B05/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang