Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yahudi Ultra-Ortodok di Israel Kini Wajib Dinas Militer

Arif Ramdan - Rabu, 26 Juni 2024 - 13:44 WIB

Rabu, 26 Juni 2024 - 13:44 WIB

65 Views

Ilustrasi Kaum Yahudi

Tel Aviv, MINA – Mahkamah Agung Israel telah memutuskan warga Yahudi Ultra-Ortodoks wajib mengikuti dinas militer dan bergabung menjadi tentara dalam perang di Gaza. Keputusan itu diprediksi akan memecah belah pemerintahan koalisi Netanyahu.

Partai-partai Yahudi Ultra-Ortodoks adalah bagian dari pemerintah dan tanpa dukungan mereka, partai-partai tersebut akan runtuh dan memaksakan pemilihan umum segera.

Aljazeera melaporkan, Rabu (26/6) Mahkamah Agung Israel mengatakan wajib militer Israel berlaku bagi kelompok Yahudi Ortodoks sama seperti warga negara lainnya.

Lembaga peradilan tertinggi Israel itu juga mengeluarkan keputusan yang memerintahkan pemerintah untuk memasukkan orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks ke dalam militer.

Baca Juga: Hamas Kecam Knesset yang Paksakan Kedaulatan atas Tepi Barat

Mahkamah Agung juga mengatakan pemerintah tidak dapat lagi mendanai sekolah agama mana pun (yeshiva) yang siswanya tidak berpartisipasi dalam wajib militer.

Sejak berdirinya negara Israel, kaum Yahudi ultra-Ortodoks dibebaskan dari wajib militer. Kelompok ini dikenal sebagai “Haredim” dalam bahasa Ibrani, mempraktikkan suatu bentuk Yudaisme yang ditandai dengan ketaatan beragama yang kuat dan gaya hidup yang ketat.

Jumlah mereka saat ini adalah sekitar 14 persen dari 9,5 juta warga Israel, dan merupakan segmen populasi dengan pertumbuhan tercepat.

Mayoritas ultra-Ortodoks tidak berpartisipasi dalam wajib militer di Israel, meskipun ada yang melakukannya. Bagi pria ultra-Ortodoks, mempelajari buku-buku agama Yudaisme adalah hal yang penting tidak hanya bagi kehidupan mereka sendiri tetapi juga bagi pelestarian seluruh Yudaisme, dan bahkan pertahanan Israel.

Baca Juga: Militer Zionis Kuasai Kompleks Makam Nabi Yusuf di Nablus

Pembelajaran Taurat bagi Ultra-Ortodoks dimulai pada masa remaja dan sering kali berlanjut hingga dewasa.

Kegiatan itu masuk dalam kategori pekerjaan penuh waktu sehingga mereka diperbolehkan tidak aktif dalam dunia kerja atau bertugas di militer, seperti yang dilakukan sebagian besar orang Yahudi Israel non-Ortodoks. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: 36 Truk Bantuan Yordania Berhasil Masuk ke Gaza

Rekomendasi untuk Anda