Jakarta, 20 Rajab 1436/10 Mei 2015 (MINA) – Maju dan tidaknya pendidikan Islam di Indonesia tergantung bagaimana komitmen Pemerintah terhadap lembaga pendidikan tersebut.
:Komitmen ini penting mengingat lebih dari 90 persen madrasah di Indonesia, dikelola oleh masyarakat atau swasta,” demikian mantan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Yahya Umar saat memberikan materi dalam acara persiapan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) MAN Insan Cendekia, di Hotel Horison, Bogor, Sabtu (09/05).
“Madrasah swasta harus mendapat perhatian yang lebih, ketimbang madrasah negeri. Sebab, mayoritas madrasah di Indonesia ini berstatus swasta, dan berikan bantuan yang mereka butuhkan,” kata Yahya Umar, seperti siaran pers resmi Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
Ia mengatakan, perhatian tersebut, salah satunya dengan memberikan bantuan penguatan pendidikan, baik sarana prasarana maupun peningkatakan kapasitas SDM.
Baca Juga: Wamendiktisaintek Dorong Peran Organisasi Kemahasiswaan Dukung Pembangunan Nasional
Ia menilai, pemberian bantuan dengan pola “hujan gerimis”, hanya bersifat stimulus, kurang strategis dalam peningkatan kualitas pendidikan madrasah.
“Kebijakan model hujan gerimis yang merata seperti itu harus dihapuskan,” kata Yahya Umar.
Mantan Dirjen Pendis berharap, kebijakan pengembangan madrasah ke depan lebih mendahulukan lembaga swasta, mendahulukan yang tidak mampu, mengutamakan pelaku pendidikan dan, mengutamakan kualitas.
“Lebih baik model jet sprey, fokus dan kencang tapi semprotannya fokus,” ujar Yahya Umar.
Baca Juga: TNI AL Bersama Masyarakat Pesisir Bongkar Pagar Laut 30 KM di Tangerang
Sebelumnya, Dirjen Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin dalam pembukaan acara menjelaskan bahwa cita dan visi Pendis dalam lima tahun ke depan adalah menjadikan madrasah, pesantren, dan perguruan tinggi Islam sebagai primadona anak negeri karena mengedepankan kualitas dan mutu.
“Selain itu harus unggul, excellent dan kompetitif,” kata Kamaruddin Amin.
Kamaruddin mengatakan, pendidikan Islam juga harus menjadi centre of excellent atau menjadi pusat kajian Islam di dunia, sehingga mampu menjadi referensi tempat belajar kajian keislaman.
“Pendidikan Islam juga harus menawarkan Islam karekteristik yang moderat dan demokratis, serta menghargai multikultural,” ujar Kamaruddin. (T/P010/P2)
Baca Juga: MUI: Menjaga Kelestarian Lingkungan Tanggung Jawab Umat Beriman
MI’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Indonesia Tingkatkan Diplomasi Kepemudaan dengan Forum Pemuda Kerjasama Islam