Tel Aviv, MINA – Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid pada Ahad (17/11) menyerukan untuk menolak pendanaan pemerintah dan paspor bagi kaum Yahudi ultra-Ortodoks yang menolak wajib militer.
“Perekrutan kaum Haredi adalah masalah nilai, dan mereka harus mendaftar,” kata Lapid kepada Radio Angkatan Darat Israel, Kan, demikian dikutip dari Anadolu.
“Jika tidak, mereka tidak boleh menerima anggaran, mereka tidak boleh mendapatkan paspor, dan mereka tidak boleh diizinkan bepergian ke Uman (Ukraina),” tegasnya.
Setiap tahun, ribuan kaum Yahudi ultra-Ortodoks bepergian ke kota Uman di Ukraina untuk merayakan Tahun Baru Yahudi.
Baca Juga: Keffiyeh Palestina Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UCESCO
Masalah pendaftaran kaum Haredi masih menjadi perdebatan, dengan kaum Yahudi ultra-Ortodoks yang menentang wajib militer, meskipun ada putusan pada bulan Juni 2023 oleh Mahkamah Agung Israel yang mengamanatkan wajib militer mereka, sama seperti warga negara Israel lainnya.
Pada Jumat, Tel Aviv mengumumkan pendaftaran bertahap 7.000 orang Yahudi ultra-Ortodoks ke dalam militer, yang akan dimulai akhir pekan ini.
Komunitas Haredi, yang mencakup sekitar 13% dari 10 juta penduduk Israel, secara tradisional menghindari dinas militer, mendedikasikan hidup mereka untuk mempelajari kitab suci Yahudi, Taurat. []
Baca Juga: Hamas belum Kalah, Tentara Israel Sudah Menolak Bertempur di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)