Bogor, MINA – Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad Shallalahu alaihi wa salam menjadi pedoman hidup bagi umat Islam dan setiap isi yang terkandung di dalamnya adalah kebenaran.
Hal itu disampaikan Imaam Yakhsyallah Mansur dalam kajian rutin di Masjid At-Taqwa, pesantren Al-Fatah, Cileungsi, Bogor pada Rabu (24/4) ketika menjelaskan tafsir surah An-Nur ayat 39- 42 tentang kegelapan dalam laut dan bertasbihnya tumbuhan dan burung.
Ayat tersebut merupakan ayat tentang sains. Pada waktu itu, belum ada penelitian ilmiah yang dapat membuktikan kebenaran adanya kalam Allah itu. Tetapi saat ini, dengan kemajuan teknologi dan penelitian ilimiah, terbuktilah apa yang tertulis dalam Al-Quran.
Artinya, setiap peristiwa yang dikabarkan Al-Quran adalah kebenaran dan manusia pasti akan menemukan kebenaran itu salah satunya melalui penelitian dan kajian ilmiah.
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Sebagai contoh, Ada sebuah penelitian ilmiah yang diberitakan oleh sebuah majalah sains terkenal, Journal of Plant Molecular Biologies, menyebutkan bahwa sekelompok ilmuwan yang mengadakan penelitian mendapatkan suara halus yang keluar dari tumbuhan yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa.
Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada. Hasilnya, lafadz Allah terdengar, getaran di atas suara (ultrasonic/ultra sound) tersebut berubah menjadi gelombang elektrik optik yang dapat ditangkap oleh monitor.
Para ilmuwan berhasil menganalisis denyutan atau detak suara tersebut sehingga menjadi isyarat-isyarat yang bersifat cahaya elektrik (kahrudhoiyah) dengan sebuah alat canggih yang bernama oscilloscope.
Akhirnya para ilmuwan tersebut bisa menyaksikan denyutan cahaya elektrik ini dapat diubah menjadi gelombang elektrik optik dan lebih dari 1000 kali dalam satu detik persekon berulang-ulang.
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga
Prof. William Brown, peneliti asal Amerika Serikat yang memimpin para pakar sains untuk mengkaji fenomena tersebut mengisyaratkan setelah dicapainya hasil bahwasanya tidak ada penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut.
“Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini.”
“Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah dalam Al-Qur’an. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan Syahadatain” (L/P2/P1)
Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III