Lampung Selatan, 11 Rabiul Awwal 1438/11 Desember 2016 (MINA) – Tujuan pendidikan As-Shuffah terbagi menjadi tiga, demikian tausiah yang disampaikan Imaamul Muslimin, Yakhsyallah Mansur dalam acara Reuni Akbar yang diselenggarakan di Komplek Pondok Pesantren Al-Fatah Lampung dengan jumlah peserta sekitar 300 orang, Ahad, (11/12).
“Tujuan pendidikan As-Shuffah itu ada tiga. Yang pertama, tujuan tertinggi. Yang kedua, tujuan umum dan yang ketiga tujuan khusus,” ujar Yakhsyallah.
Menurutnya ketiga hal tersebut yang seharusnya menjadi tolak ukur kesuksesan sebuah pendidikan.
“Jika ingin menganalisa apakah shuffah ini berhasil atau tidak, barometernya itu. Coba dilihat dari ketiga itu, apakah ketiganya sudah dapat terwujud atau belum,” katanya.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Lebih lanjut ia menjelaskan, tujuan tertinggi dari pendidikan As-Shuffah adalah mencetak orang-orang yang taat pada Allah SWT.
“Tujuan tertinggi adalah Q.S Ad-Dzariyat ayat 52 yang artinya “Tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembahku. Untuk mencetak atau melahirkan orang-orang yang memang benar-benar sebagai hamba Allah,” ujarnya.
Ia mengatakan, kata ‘Abdun atau hamba dalam surat Ad-dzariyat memiliki tiga arti, yang petama yaitu ‘Abdun sebagai alat.
“Jika sebagai hamba Allah maka yang pertama dia harus menjadi alatnya alatnya Allah. Jika Allah menghendaki muslimin seluruhnya pintar Allah bisa, tetapi Allah menjadikan kita sebagai alat untuk memintarkan orang lain,” katanya.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Lebih lanjut Yakhsya mengatakan, arti dari kata ‘Abdun yang kedua adalah sebagai minyak wangi atau yang mewangikan.
“Jadi, ikhwan akhwat ini dikatakan sukses sebagai seorang ‘Abdullah atau sebagai hamba Allah kalau dapat mengharumkan nama Allah SWT,” katanya.
Menurutnya, kaum muslimin saat ini justeru tidak mengharumkan nama Allah SWT.
“Ironi sekarang, muslimin justru menjelek-jelekan nama Allah SWT. Yang bodoh orang islam, yang jorok orang islam, sehingga terkenal dengan tiga KU yaitu, KUDIS (Kurang Disiplin), KURAP (Kurang Rapi) dan KUTIL (Kurang Teliti),” katanya.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
Kemudian ia mengatakan, arti ‘abdun yang ketiga adalah sebagai seorang hamba.
“Abdun yang ketiga artinya hamba. Pengabdiannya hanya kepada Allah SWT. Kita diberi makan oleh Allah, diberi minum oleh Allah, diberi suami oleh Allah, diberi istri oleh Allah, diberi anak oleh Allah, tetapi tidak mau mengabdi kepada Allah, maka kita bukan hamba,” ujarnya.
Lebih lanjut Yakhsya menjelaskan tujuan umum pendidikan As-Shffah adalah untuk menyebarkan agama Islam.
“Kemudian tujuan umum adalah untuk dapat menyebarkan Islam yang Rahmatan lil ‘alamin. Maka dari itu sejak kita mendirikan Al-Fatah ini bahkan sebelumnya, Al-Fatah ini adalah tempat untuk menggodok kader. Dari Al-Fatah ini diharapkan kader-kader khilafah akan muncul,” katanya.
Kemudian tujuan yang ketiga yaitu tujuan khusus menurutnya adalah untuk membekali para peserta didik.
“Tujuan khusus itu membekali hidup peserta didik. Ada yang jadi dokter, jadi polisi itu tujuan khusus,” ujarnya.
“Inilah pentingnya tiga tujuan dari pendidikan As-Shuffah yang dapat menjadi barometer kesuksesan sebuah pendidikan,” demikian Yakhsyallah Mansur dalam acara Reuni Akbar yang diselenggarakan selama dua hari, 10-11 Desember 2016 dengan tema “Melalui Reuni Akbar Kita Tingkatkan Peran Serta dan Kontribusi dalam Peningkatan Kualitas Almamater”.
“Tujuan pendidikan itu yang sangat penting untuk membuat satu ukuran apakah ini berhasil atau tidak,” pungkasnya. (L/ism/K08-P2)
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)