Khartoum, 1 Muharam 1438/2 Oktober 2016 (MINA) – Pembina Utama Pondok Pesantren Islam Al Fatah –Indonesia, Drs. Yakhsyallah Mansur, MA, memberikan kajian Islam dalam seminar yang dihadiri mahasiswi-mahasiswi Indonesia yang sedang melanjutkan studi di Sudan, dengan mengambil tema utama: “Kedudukan Wanita dalam Islam”.
Acara seminar ini merupakan kerjasama Ikatan Alumni Pondok Pesantren Al Fatah Indonesia di Sudan, dengan Persatuan Pelajar Putri Indonesia ( PPPI) Sudan, bertempat di secretariat Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Sudan .
Dalam seminar tersebut Pembina Pondok Pesantren Islam Al Fatah Drs.Yakhsyallah Mansur menyampaikan beberapa hal penting tentang kedudukan wanita dalam Islam dengan mengambil landasan utama pada surat (Q.S. Ali Imran [3]: 195).
Beliau menjelaskan bahwa dunia ini tidak didominasi oleh orang laki-laki namun kaum wanita pun memiliki peran yang sangat penting.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
“Sebagian kalian adalah sebagian yang lain.” Artinya semua pekerjaan dalam masyarakat adalah perpaduan pekerjaan antara kerja laki-laki dan wanita,” kata Yakhsyallah seperti yang dilaporkan oleh koresponden Mi’ra Islamic News Agency (MINA) di Sudan.
“Sebelum Islam datang, katanya, kaum wanita dalam keadaan teraniaya, tidak berharga, dihina dan diperbudak. Ini terjadi pada semua bangsa di dunia. Dan hal itu dibenarkan oleh hukum dan undang-undang bangsa tersebut, bahkan menurut agama Yahudi dan Nasrani sekalipun.” Ungkap beliau di hadapan peserta seminar yang terdiri dari mahasiswi-masiswa Indonesia yang tersebar di berbagai Perguruan Tinggi di Sudan.
Di akhir Kajian Islami tersebut Pembina Utama Pondok Pesantren memberikan hadiah buku karyanya berjudul “Ash- Shuffah” (Pusat Pendidikan Islam Pertama yang didirikan dan diasuh Nabi Muhammad SAW) kepada Ketua PPI Sudan Sholeh Al Djufri dan Ketua PPPI Sudan Farah La Ghiba.
Buku itu berasal dari karya tulisnya sebagai tugas akhir (Tesis) untuk Program Pascasarjana Master dalam konsentrasi Pendidikan Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah pada tahun 2008, dengan judul “Ash-Shuffah Pusat Pendidikan Islam Pertama”.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Saat ini diperkirakan ada hampir 700 orang mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di berbagai perguruan tinggi di Sudan. (L/P004/KO6-P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa