Sana’a, MINA – Yaman sedang mencari pemasok gandum baru ketika Program Pangan Dunia memperingatkan pemotongan bantuan pangan bagi jutaan orang yang sudah hidup di ambang kelaparan.
Namun seorang pejabat dan importir utama Yaman mengatakan, akan membutuhkan bantuan untuk membayar impor yang semakin mahal.
“Pemerintah dan importir mencari pasar alternatif untuk mengimpor gandum, seperti Brasil dan lainnya untuk memenuhi 45 persen kebutuhan gandum yang berasal dari Ukraina dan Rusia,” kata Menteri Perdagangan Yaman Mohammed Al-Ashwal, seperti dikutip dari MEMO, Rabu (25/5).
Gangguan pasokan gandum global akibat perang Rusia di Ukraina dan larangan ekspor dari India berisiko memperdalam krisis yaman/">kelaparan Yaman dan mendorong inflasi harga pangan yang telah berlipat ganda hanya dalam dua tahun di beberapa bagian negara itu.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Ukraina dan Rusia adalah pengekspor biji-bijian utama dan konflik membuat harga gandum dunia melonjak. Yaman mengimpor 90 persen makanannya.
Direktur WFP di Yaman, Richard Ragan mengatakan, jumlah orang di negara Semenanjung Arab yang hidup dalam kondisi hampir kelaparan dapat meningkat menjadi tujuh juta pada paruh kedua 2022 dari sekitar lima juta sekarang.
Badan PBB memberi makan 13 juta orang per bulan di Yaman yang ekonominya hancur akibat perang bertahun-tahun, tetapi sejak Januari 2022 WFP mengurangi jatah untuk delapan juta dari mereka.
“Kami mengambil makanan dari orang miskin dan memberi makan mereka yang lapar,” kata Ragan.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Perang tujuh tahun antara koalisi yang dipimpin Arab Saudi dan kelompok Houthi Yaman menyebabkan devaluasi mata uang serius dan kekurangan cadangan devisa. (T/RE1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan