New York, 19 Dzulhijjah 1436/3 Oktober 2015 (MINA) – Pemerintah Yaman yang dipimpin Presiden Abd Rabbuh Mansour Hadi dilaporkan memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Namun, juru bicara pemerintah menepis laporan itu karena keputusan masih tidak bulat.
Dukungan dan intervensi militer Iran terhadap kelompok Houthi yang menentang pemerintah disebut lambat laun akan mencedarai hubungan kedua negara. Pada Kamis (1/10) lalu, Bahrain juga memulangkan Duta Besar (Dubes) mereka dari Kedubes Bahrain yang ada di Iran.
Situasi di Yaman masih tidak kondusif. Tentara koalisi pimpinan Arab Saudi yang mendukung pemerintahan Hadi telah menghentikan kapal Iran yang mengangkut perlengkapan senjata sebelum berlabuh di Yaman. Senjata itu diduga kuat ditujukan untuk memperkuat Houthi.
Operasi maritim yang dilakukan koalisi pimpinan Arab Saudi tersebut merupakan bagian dari upaya koalisi untuk menundukkan Houthi. Mereka terus memantau dan memperketat akses perlayaran agar pengiriman senjata melalui jalur laut dapat terkendali.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), lebih dari 500 anak tewas dalam konflik Yaman yang meletus sejak Maret lalu, sedangkan 1,7 juta anak remaja lannya terancam kekurangan nutrisi. Sejauh ini, total korban tewas dari pihak sipil mencapai 2.355 orang.
“Sebanyak 4.862 orang juga harus dirawat karena mengalami luka-luka. Sementara itu, sebanyak 1,4 juta warga lainnya terpaksa mengungsi dan meninggalkan tanah air mereka,” ungkap pernyataan PBB seperti dilaporkan Albawaba, dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA). (T/P020/R02)
Mi’raj Islamic News Agency
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon