Sana’a, (MINA) – Yaman terancam menghadapi kelaparan terbesar di dunia seperti yang telah dialami selama beberapa dekade ini dengan jutaan korban, jika koalisi pimpinan Arab Saudi tidak mengangkat blokade di negara yang dilanda perang tersebut.
Berbicara kepada wartawan setelah memberikan briefing dengan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai situasi di Yaman di balik pintu tertutup, Koordinator Bantuan Darurat Sekretaris Jenderal untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinasi Darurat PBB Mark Lowcock memperingatkan koalisi tersebut menolak mengizinkan bantuan kemanusiaan ke Yaman.
Pada hari Senin, sebagai tanggapan atas serangan rudal akhir pekan di Riyadh oleh pemberontak Houthi, Arab Saudi memutuskan untuk menutup semua pelabuhan udara dan laut Yaman, menghentikan operasi bantuan kemanusiaan di negara tersebut. sebagaiman laporan Anadolu Agency yang dikutip MINA.
“Sejumlah langkah telah diterapkan baru-baru ini oleh koalisi secara efektif menutup akses udara, laut dan darat ke Yaman,” kata Lowcock.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
“Saya telah mengatakan kepada Dewan Keamanan, bahwa kecuali jika tindakan tersebut dicabut akan ada kelaparan di Yaman,” tambahnya.
“Ini tidak akan seperti kelaparan yang kita lihat di Sudan Selatan pada awal tahun di mana puluhan ribu orang terkena dampaknya,” ujar Lowcock.
“Ini tidak akan seperti kelaparan yang menelan korban 250.000 orang di Somalia pada tahun 2011. Ini akan menjadi bencana kelaparan terbesar di dunia selama beberapa dekade, dengan jutaan korban terbesar,” tambahnya.
Serangan yang dipimpin oleh Arab Saudi, yang dimulai pada 2015, ditargetkan mendorong kemajuan Houthi namun telah mengalami maraknya tuduhan pelanggaran hukum internasional.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Sejak Maret 2015, hampir 5.300 warga sipil terbunuh dan mendekati 9.000 luka-luka dalam perang Yaman, PBB telah memperingatkan bahwa “jumlah sebenarnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi.
“Kami mengecam serangan rudal secara berutal oleh Riyadh akhir pekan lalu, sama seperti kami mengutuk semua serangan terhadap warga sipil,” Lowcock menambahkan. (T/R03/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)