Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

YAYASAN PRODUK HALAL DUKUNG WISATA SYARIAH DUNIA

Rana Setiawan - Kamis, 15 Mei 2014 - 12:20 WIB

Kamis, 15 Mei 2014 - 12:20 WIB

930 Views

YPHI.jpg" alt="" width="173" height="176" border="0" />Jakarta, 16 Rajab 1435/15 Mei 2014 (MINA) – Ketua Umum Yayasan Produk Halal Indonesia (YPHI) Muhammad Yanis Musdja mengatakan, pihaknya mendukung pelaksanaan Forum Wisata Syariah Dunia yang digelar di Jakarta pada 2-3 Juni 2014 sebagai langkah untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat halal dunia.

Menurutnya, Indonesia sebagai tuan rumah Forum Wisata Syariah Internasional Pertama yang bertemakan: “Wisata Syariah: “Masa Depan dan Tantangannya” sudah sejalan dengan langkah strategis dalam upaya meningkatkan perekonomian Indonesia termasuk terwujudnya Piagam Penetapan Indonesia sebagai Pusat Halal Dunia.

“Bahkan, Indonesia dapat menjadi pusat wisata syariah terbesar di dunia mengingat negara ini mempunyai objek wisata terbanyak di dunia dengan kebudayaan Islam yang kental,” kata Yanis kepada Wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Jakarta, Kamis.

Pada 24 Juni 2011 lalu, Menko Perekonomian Indonesia saat itu, Hatta Rajasa, atas nama Pemerintah Indonesia telah menandatangani Piagam Penetapan Indonesia sebagai Pusat Halal Dunia (World Halal Center), yang merupakan salah satu langkah strategis untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.

Baca Juga: Truk Sengaja Tabrak Kerumunan saat Pesta Tahun Baru di AS, 10 Orang Tewas

Forum internasional sektor wisata syariah yang diiselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerjasama dengan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) bertujuan menjelaskan mengenai besarnya potensi wisata Islami dan meningkatkan kerjasama antara negara anggota OKI. Acara tersebut juga merupakan salah satu cara dalam membumikan gerakan ekonomi syariah secara global.

Pakar produk halal yang juga aktif dalam berbagai kegiatan masalah halal di tingkat internasional itu mengatakan, Pemerintah Indonesia harus lebih meningkatkan perhatiannya untuk memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim.

“Sebagai negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, seharusnya Indonesia sudah meningkatkan perhatiannya untuk memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim, termasuk keberadaan dan kemudahan mencari restoran bersertifikasi halal serta ruangan untuk shalat di bandara, pusat perbelanjaan, dan hotel,“ ujar Yanis.

Yanis juga mengatakan, seharusnya pelaku industri pariwisata termasuk perhotelan sudah menyesuaikan layanannya untuk kebutuhan wisatawan Muslim dengan menyediakan arah kiblat, peralatan shalat, kitab suci Al-Quran, serta buku panduan tujuan wisata syariah dan sejarah perkembangan Islam di Indonesia pada setiap penginapannya.

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Dia mengungkapkan, Indonesia sudah jauh tertinggal oleh negara tetangganya Malaysia yang sudah lama menekuni bidang wisata syariah dan produk halal hingga menjadi negara tujuan utama wisatawan Muslim terfavorit di dunia, menurut sebuah survei spesialis biro perjalanan wisata bagi Muslim yang berbasis di Singapura Crescentrating baru-baru ini.

Pusat pariwisata Islam di Malaysia terus memberi pelatihan bagi industri pariwisata untuk memfasilitasi wisatawan Muslim. Bahkan, di sana terdapat hotel yang membedakan waktu pemakaian pusat kebugaran dan kolam renang bagi tamu hotel pria dan perempuan.

Sementara Kepala Sub-Direktorat Korporasi dan Minat Khusus Kemenparekraf  Taufik Nurhidyat mengungkapkan, terdapat 13 tujuan wisata syariah di Indonesia, yang telah mempunyai fasilitas wisata syariah yaitu Aceh, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Bali.

Dalam buku petunjuk wisata Islam Indonesia yng dikeluarkan Kemenparekraf, ada beberapa tambahan tempat yang lebih memiliki nilai religi bernafaskan Islam seperti masjid atau surau, peninggalan sejarah terkait penyebaran agama Islam di tanah air, termasuk makam para tokoh dan raja Islam.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

YPHI yang didirikan 7 Januari 2013 itu melakukan berbagai macam aktivitas untuk produk halalanthayyiban melalui kerja sama dengan pemerintah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan berbagai lembaga lainnya termasuk ormas Islam, lembaga pendidikan maupun media massa untuk melaksanakan edukasi, informasi, produksi, perdagangan serta riset dan pengembangan produk halalanthayyiban yang terpercaya di tingkat nasional dan internasional.(L/P02/P04)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Dunia Islam
Halal
Indonesia
Dunia Islam
Indonesia