Yordania Sangkal ‘Jembatan Darat’ Teluk ke Israel untuk Hindari Ancaman Houthi

Amman, MINA – Kementerian Transportasi, Perindustrian dan Perdagangan kemarin membantah laporan bahwa jalur darat telah dibangun dari ke Kerajaan Hashemite melalui , dalam upaya untuk melewati ancaman yang semakin besar dari angkatan bersenjata Yaman yang bersekutu dengan Houthi.

Dikutip Senin, (18/12), Kantor Berita Petra di Yordania mengatakan bahwa berita yang disebarkan oleh media pendudukan dan media sosial mengenai “jembatan darat alternatif” untuk membawa pengiriman ke Israel dari Laut Merah melalui pelabuhan Dubai benar-benar salah.

Sumber-sumber pemerintah dikutip mengatakan,“Klaim tersebut dibantah dan merupakan publikasi yang dimaksudkan untuk membingungkan posisi tegas Yordania mengenai apa yang terjadi di Jalur Gaza sehubungan dengan agresi brutal Israel.”

Kemarin situs web pendudukan Israel, Walla, melaporkan bahwa operasi percontohan rute transportasi darat sebagai alternatif dari telah berhasil, dengan sepuluh truk pertama telah menyelesaikan perjalanan dari Teluk Persia ke negara pendudukan.

“Uji coba pengoperasian jalur transportasi darat baru untuk truk melalui pelabuhan Dubai, melewati Arab Saudi dan Yordania, telah berhasil dalam beberapa minggu terakhir,” kata situs tersebut.

Koridor darat dilaporkan telah mendapat persetujuan dari pendudukan Israel dan Kementerian Pertahanannya, diharapkan dapat menghemat 80 persen waktu di jalur laut, memberikan alternatif yang lebih cepat daripada melintasi Terusan Suez, dengan harga yang kompetitif. Truk-truk tersebut harus melintasi jarak sekitar 2.000 km (1.242 mil) selama dua hari dan beberapa jam.

Inisiatif ini dikelola melalui aplikasi transportasi kargo pendudukan Israel Trucknet yang awal bulan ini menandatangani perjanjian kerja sama dengan Puretrans FZCO yang berbasis di UEA dan DP WORLD yang berbasis di Dubai untuk mengangkut kargo dari Teluk ke pelabuhan Haifa dan sebaliknya.

Perkembangan ini terjadi setelah serangkaian operasi angkatan laut Yaman yang menargetkan kapal-kapal terkait pendudukan Israel di Laut Merah dan Bab el-Mandeb sebagai tanggapan terhadap serangan genosida pendudukan Israel di Gaza.

Awal bulan ini, tiga kapal komersial di Laut Merah dihantam oleh rudal balistik dan drone yang diluncurkan dari Yaman yang dikuasai Houthi. Pada hari Jumat, salah satu perusahaan pelayaran terbesar di dunia, Maersk, mengatakan akan “menghentikan” perjalanan kapalnya melalui Laut Merah, menyusul serangan yang nyaris mengenai kapal Maersk Gibraltar sehari sebelumnya. (T/B03/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: hadist

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.