Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yordania Takkan Pasang Kamera di Kompleks Al-Aqsha

Rendi Setiawan - Rabu, 20 April 2016 - 00:48 WIB

Rabu, 20 April 2016 - 00:48 WIB

245 Views

Amman, 12 Rajab 1437/19 April 2016 (MINA) – Pemerintah Yordania memutuskan untuk tidak memasang kamera keamanan di tempat suci ketiga Islam, kompleks Masjid Al-Aqsha di Al-Quds, karena beberapa keraguan dari rakyat Palestina, demikian dikatakan Perdana Menteri Abdullah Nsur.

“Kami terkejut dengan reaksi dari beberapa orang yang membuat komentar mengungkapkan keraguan mereka tentang tujuan dari proyek itu,” kata Nsur kepada Kantor Berita Petra, Senin (18/4).

“Karena kami menghormati sudut pandang Palestina, kami percaya proyek ini tidak lagi konsensual, tapi berpotensi menjadi sumber konflik, dan kami memutuskan untuk mengakhirinya,” imbuhnya, demikian laporan Worldbulletin dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Pada 20 Maret lalu, Yordania mengatakan akan menyiapkan 55 kamera keamanan di sekitar kompleks Al-Quds untuk memantau setiap pelanggaran Israel.

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

Sebelumnya, pada Oktober lalu, setelah bertemu Raja Yordania Abdullah II dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry, mereka mendukung penuh rencana untuk memasang kamera di setiap lokasi dalam upaya untuk menenangkan pelanggaran berulang. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun setuju.

Kerry memuji perjanjian tersebut sebagai terobosan penting pada saat itu, dan pada Senin (18/4) kemarin, juru bicaranya menyatakan kekecewaan bahwa rencana tersebut tampaknya telah gagal.

“Kami masih melihat nilai penting dalam penggunaan kamera,” kata juru bicara AS, John Kirby.

Sementara Nsur mengatakan, tujuan utama Amman untuk memasang kamera pengintai di kompleks, tidak di dalam masjid, untuk memantau pergerakan dan agresi Israel agar tidak berulang di tempat-tempat suci.

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

Seorang ulama sekaligus pemimpin Gerakan Islam Palestina, Syaikh Raed Salah, Raed Shalah telah meminta Yordania untuk mempertimbangkan kembali proyek itu, karena khawatir hal itu justru akan menjadi mata-mata Israel.

Israel menduduki Al-Quds Timur setelah menang pada Perang Enam Hari 1967 silam. Otoritas Pendudukan Israel kemudian menganeksasi kota pada tahun 1980, dan mengklaim sebagai ibukota negara Yahudi, sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.(T/P011/hna/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka

Rekomendasi untuk Anda