Kairo, MINA – Raja Yordania Abdullah II menegaskan kembali penolakan totalnya atas semua upaya penggusuran warga Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Berbicara di pertemuan puncak darurat Liga Arab di Kairo, Selasa (4/3) Abdullah II menekankan penolakan total Yordania atas semua upaya penggusuran warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza, dan pencaplokan tanah, yang merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan hukum humaniter internasional. WAFA melaporkan.
Ia juga menekankan dukungan Yordania terhadap rencana rekonstruksi Gaza, yang harus mengikuti jadwal waktu yang ditetapkan dan disampaikan kepada mitra internasional utama untuk mendapatkan dukungan global.
Dia mendesak dukungan terhadap upaya reformasi Otoritas Palestina untuk melayani kepentingan rakyat Palestina, dengan mempersiapkan visi yang jelas dan dapat dilaksanakan untuk administrasi Gaza dan menghubungkannya dengan Tepi Barat untuk menyediakan semua layanan dasar dan memastikan keamanan yang dibutuhkan.
Baca Juga: Hari Anak Palestina: Israel Menarget Anak Palestina dengan Berbagai Cara
Raja Yordania mengatakan bahwa ia ingin menghentikan “eskalasi berbahaya di Tepi Barat, yang mengancam keberadaan warga Palestina di Tepi Barat dan mengakibatkan pengungsian sebagian dari mereka, yang menyebabkan terkikisnya prospek stabilitas dan perdamaian di seluruh wilayah.”
Ia juga menekankan perlunya “melawan pelanggaran terhadap tempat-tempat suci Muslim dan Kristen di Yerusalem dan mempertahankan status quo historis dan hukum, terutama selama bulan suci Ramadan, untuk mencegah upaya para ekstremis di pemerintahan Israel untuk memperburuk situasi.”
Ia menegaskan kembali bahwa “solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian yang adil dan menyeluruh yang menjamin berdirinya negara Palestina yang merdeka di tanah nasional Palestina, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.” []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pakar HAM: Hukum Internasional untuk Lindungi Anak-Anak Kini Tidak Berarti