Amman, MINA – Seorang sumber diplomatik Yordania mengatakan, pemerintahnya menolak pembukaan kembali Kedutaan Besar (Kedubes) Israel di Amman sebelum Yahudi pembunuh warga Yaman diproses hukum.
Pada tanggal 23 Juli, Ziv Moyal, petugas keamanan Kedubes Israel, menembak mati seorang pengamat dan pekerja remaja. Kedua korban dituding berusaha menyerang petugas keamanan dengan obeng.
Sumber yang berbicara tanpa menyebutkan namanya itu mengatakan pada Kamis (30/11), Israel harus meyakinkan Yordania bahwa “keadilan telah ditanggung” dalam kasus penembakan tersebut. Demikian Press TV memberitakannya yang dikutip MINA.
Kementerian Luar Negeri Israel mengklaim bahwa penjaga tersebut bertindak membela diri, tapi pejabat Yordania mengatakan bahwa kedua orang Yordania itu tidak bersenjata saat dibunuh.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Misi Israel ditutup tak lama setelah pemerintah Tel Aviv memulangkan pengawal tersebut, bersama dengan duta besar dan seluruh staf kedutaan lainnya di bawah kekebalan diplomatik.
Penjaga tersebut justru menerima sambutan hangat dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang memujinya atas apa yang dia sebut bertindak “dengan tenang.”
Langkah Netanyahu itu membuat marah pemerintah dan warga Yordania.
Pada hari Rabu, seorang sumber diplomatik Israel yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan bahwa Tel Aviv telah merencanakan untuk menunjuk seorang duta besar baru untuk Yordania. (T/RI-1/R01)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)