Yunus Emre Turki-UIN Jakarta Gelar Symposium Hubungan Diplomasi Budaya dan Bahasa

Jakarta, MINA  – Yunus Emre Enstitüsü Turki-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyelenggarkan International Symposium Hubungan Diplomasi dan di Auditorium Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Rabu (14/12).

“Sekitar 1.000 peserta menghadiri  Symposium bertema “Strengthening Indonesia-Turkiye Relations through Language and Cultural Diplomacy (“Memperkuat Hubungan Indonesia-Turkiye melalui Diplomasi Bahasa dan Budaya),” kata Direktur Yunus Emre Malaysia, Doddy Cleveland Putra.

Doddy mengatakan, acara ini hasil kerja sama Yunus Emre Enstitüsü Turki dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juga menandakan pertama kalinya berdiri Yunus Emre Enstitüsü Cabang Indonesia yang sebelumnya ada di 80 negara seluruh dunia.

Acara dhadiri langsung Prof. Dr. Şeref Ateş Presiden Yunus Emre Enstitüsü juga tim penasihat Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, Rektor UIN Jakarta Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis, MA, Dubes Indonesia untuk Turki Dr. Lalu Muhammad Iqbal, Wakil Dubes Turki untuk Indonesia Mrs. Yasemin Yılmaz, Dr. Cemal Şahin Direktur Yunus Emre Institut Indonesia, Dr. Ömer Altun.

“Acara tersebut bagian dari rangkaian MoU Yunus Emre Enstitüsü dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terkait pengembangan program-program internasional, akademik, bahasa dan budaya,” demikian Doddy juga Presiden MUSIAD Turki di Indonesia.

Prof. Dr. Şeref Ateş Presiden Yunus Emre Enstitüsü mengungkapkan bahagia hadir pertama kali ke Indonesia, masyarakat Indonesia begitu ramah dan berperadaban. Begitu tinggi budaya dan adat istiadat yang dimiliki oleh Indonesia.

“Maka, Turki harus menjadikan Indonesia sebagai mitra paling strategis dalam mengkampanyekan budaya dan bahasa. Khususnya Turki dan Indonesia sudah semenjak masa Dinasti Utsmaniyah telah menjalin hubungan,” imbuhnya.

Keberadaan Yunus Emre Enstitüsü sangat tepat di Indonesia dan akan mampu menjadi motor penguat hubungan antar kedua negara.

Selin itu Rektor UIN Jakarta Prof. Amany Lubis sangat berbahagia menerima kehadiran Yunus Emre Enstitüsü di Indonesia khususnya UIN Jakarta.  Akan banyak kerjasama yang bisa dirancang.

“Dimana kita tahui Indonesia dan Turki memiliki banyak kesamaan baik secara agama, keberagaman budaya, dan juga bahasa,” jelasnya.

Dubes Indonesia untuk Turki Dr. Lalu M Iqbal menyambut baik kegiatan ini, dan berharap kehadiran Yunus Emre Enstitüsü bukan hanya mampu menjadi media mengenalkan budaya dan bahasa Turki untuk masyarakat Indonesia.

“Namun juga menjadi jembatan untuk mengenalkan keberagaman budaya dan bahasa yang dimiliki oleh Indonesia. Ini yang disebut sebagai ‘soft diplomacy.’ Dan diera modern ini yang paling tepat untuk dilakukan,” ujarnya.

International Symposium ini juga menampilkan beragam persembahan seni budaya khas masing-masing negara seperti Tarian Darwis (Sufi) dari Turki, Tari Saman Aceh, Angklung, dan juga penampilan atribut kebudayaan Turki.

Acara ini ditutup dengan penandatanganan prasasti batu tulis dan penabuhan gong tanda dibukanya kerja sama antara Yunus Emre Enstitüsü dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus menjadi awal berdirinya Yunus Emre Enstitüsü di Indonesia. (L/R4/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: kurnia

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.