Oleh: Ali Farkhan Tsani, Wartawan Kantor Berita MINA (Mi’raj Islamic News Agency)
Indonesia, bukan hanya dikenal dengan ‘ekspor’ asap dan maaf ‘Tenaga Kerja’ ke negeri jiran Malaysia. Tetapi ada sosok yang mampu membuka ruang asap dan TKI itu melalui inovasi pembelajaran membaca dan menghafal (Tahfidz) Al-Quran.
Nurul Fathimah Az-Zahra,S.Pd.I, al-Hafidzah (23 th), gadis kelahiran Brebes, Jawa Tengah, 16 September 1992 itu, sejak 2014, mengabdi sebagai guru tahfidz di Lembaga Pendidikan Unggulan Malaysia IMTIAZ Ulul Albab di negara bagian Melaka, Malaysia, atau dikenal dengan IMTIAZ.
Atas upaya alumni D3 bahasa Arab Ma’had ‘Aly Hawa Cianjur Jawa Barat (2013) dan S1 Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Ad-Da’wah (STITDA) Banten (2014) itu, mendidik generasi muda Malaysia, Menteri Dalam Negeri yang juga Wakil Perdana Menteri Malaysia, Dato Seri Dr. Ahmad Zahid Hamidi, memberikan ‘Sijil Penghargaan’ atas Sumbangan dan Khidmat Bakti dalam pengajaran Al-Quran di Malaysia.
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Zahra penghafal Al-Quran, yang belajar ilmu qiraah dan tajwid dari Syaikh Dr. Abdurrahman Yusuf Al-Jamal, Mudir (Pimpinan) Ma’had Tahfidz Daar Al-Quran was Sunnah Gaza, Palestina, mengabdi sebagai salah satu dosen muda pengajar program unggulan tahfidz Al-Quran di Sekolah Menengah IMTIAZ Ulul Albab Melaka, Malaysia sejak September 2014 lalu hingga kini.
Zahra tidak membayangkan sebelumnya, kalau mendapatkan kepercayaan dari almamaternya, Pondok Pesantren Al-Fatah Bogor, mengajar di sekolah Imtiaz Malaysia, melintas lautan dan udara ribuan kilometer nun jauh dari kedua orang tua dan sanak keluarga.
“Hakikatnya ini amanah dari Allah, insya Allah saya jalani sesuai kemampuan saya, bismillah dengan mohon pertolongan Allah dan doa ikhwan akhwat semuanya, terutama doa abi dan ummi,” ujar puteri sulung dari tujuh bersaudara, pasangan Ali Farkhan Tsani dan Nur Jannah itu.
Program Tahfidz Quran
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Kuala Lumpur, Dudin Shobarudin melaporkan, bahwa Zahra mengampu program bernama Majlis Pelancaran Program Hafaz Aqso 2014, yang dibuka 1 September 2014.
Angkatan Hafaz Aqso I dalam waktu tiga bulan, Maret hingga Mei 2013, Imtiaz meluluskan 21 pelajarnya hafidz Al-Quran 30 juz dari 30 peserta.
Sedangkan Hafaz Aqso II dimulai September sampai November 2014, meluluskan 54 pelajar hafidz Al-Quran dari 59 pelajar yang mengikuti program tersebut.
Dan kini, di tahun ketiga, seperti dilaporkan Direktur IMTIAZ Azharizan Yacoob, menargetkan sejumlah 76 anak dapat menghatamkan hafalannya dalam program khusus tiga bulan bertajuk Majlis Pelancaran Program Hafaz Aqso 2015.
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Selama ini, lulusan Imtiaz diterima di 20 universitas di Negara-negara terkenal di dunia, seperti Harvard University, Columbia University, Al-Azhar Kairo, Madinah, dan sebagainya.
Zahra, peraih sabuk coklat kareta Inkado Indonesia, kini menatap cita-citanya, untuk terus mengembangkan Al-Quran di negeri jiran dengan metode dari Indonesia yang ia kembangkan bersama rekan-rekannya. Sambil rencana melanjutkan Magister S2 di negeri jiran itu, ia berharap kelak pengabdiannya dapat memberikan keberkahan dunia melalui penyebaran Al-Quran Indonesia-Malaysia.
Ia bergaul dengan ratusan siswa dan guru-guru di Sekolah Unggulan Imtiaz dengan mengedepankan prinsip-prinsip persaudaraan, persatuan, persahabatan dan kemajuan.
“Saya banyak bergaul dan bercakap dengan guru-guru di sini, semua bersahabat dan paham akan ukhuwah, Indonesia dan Malaysia adalah satu saudara,” ujarnya.
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh
Lainnya, saat dia kembali ke Indonesia, saat musim liburan, biasanya ia gunakan selain bertemu keluarga dan sanak saudara, juga berbagi pengalaman dengan adik-adik kelasanya, bagaimana mengembangkan generasi muda Indonesia menjadi agen-agen perubahan dengan berbasiskan tahfidz Al-Quran.
“Saya pun punya komunitas pembelajaran Al-Quran dan bahasa Arab jarak jauh. Murid-murid saya banyak di Jawa Tengah, pembelajaran lewat handphone,” katanya.
Ia, yang juga pandai bekam (hijamah), pengobatan alternatif, bercita-cita dibantu kedua orang tuanya, sebagai guru di Indonesia, untuk meningkatkan metode pembelajaran Al-Quran melalui teknologi informasi, seperti streaming, dan sejenisnya. Sehingga dapat menjangkau lebih luas lagi masyarakat yang ingin belajar Al-Quran.
Biodata Singkat:
Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung
Nama Lengkap : Nurul Fathimah Az-Zahra al-Hafidzah
TTL : Brebes, Jateng, 16 September 1992
Alamat : Kompleks Pesantren Al-Fatah Jl. Pesantren No. 23 RT 02 RW 05 Pasirangin, Cileungsi, Bogor, 16820
Pendidikan :
- MI dan MTs Al-Fatah Natar, Lampung
- MA Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jabar
- D-3 Bhs Arab Ma’had Hawa Al-‘Aly Lidirasat Al-Islamiyyah Cipanas, Jabar
- S-1 Tarbiyah Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Ad-Da’wah (STITDA) Banten
Pelatihan :
Program Akselerasi Tahfidz Al-Quran Metode Tajul Waqar Gaza, Palestina.
Pengalaman :
Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel
- Tutor Pembelajaran Jarak Jauh Komunikasi Bahasa Arab.
- Asisten Dosen Bahasa Arab Ma’had ‘Aly Hawa Cipanas, Jabar.
- Pengajar Tahfidz Al-Quran SDIT Al-Arabi Cikarang, Bekasi.
- Pengajar Tahfidz Sekolah Menengah IMTIAZ Ulul Albab Melaka, Malaysia
Prestasi Lain :
- Pemegang Sabuk Cokelat Beladiri Indonesia Karate-Do (Inkado).
- Juara II Puisi Islami Tingkat Madrasah.
Keahlian Lain:
- Bekam,
- Beladiri.
(L/P4/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel