Jakarta, MINA – Komisi Etnis dan Agama RRC dan Asosiasi Islam Cina, mengapresiasi manajemen pengelolaan zakat di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Indonesia. BAZNAS dinilai mampu menggiring isu positif-konstruktif tentang zakat ke pentas dunia.
Hal itu mengemuka saat Wakil Ketua BAZNAS, Zainulbahar Noor menerima delegasi Ethnic and Religious Commission RRC dan The China Islamic Association, di Kantor Pusat BAZNAS, Jakarta, Kamis (27/9).
“Apa yang dipaparkan Pak Zainulbahar Noor membuktikan bahwa pengelolaan zakat di Indonesia mengalami kemajuan pesat. Saya jadi memahami, dengan kreativitas dan inovasi program pendistribusian dan pendayagunaan menjadi pemacu dan pemicu kegiatan penghimpunan zakat dari umat, pengusaha dan rencana pemotongan gaji pegawai negeri,” ujar Wakil Presiden China Islamic Association yang juga Presiden Guangdong Islamic Association, Wang Wenjie.
Ia mengajak Wakil Presiden The Guangdong Islamic Association, Chen Yanhua; Deputi Sekjen The Guangdong Islamic Association, Tuxunguli; Deputi Sekjen The Guangdong Islamic Association, Wang Yuxia; serta pejabat The Guangdong Provincial Ethnic and Religious Commision, Zhang Quanhui dan Zhang Chaofa.
Baca Juga: MUI Tekankan Operasi Kelamin Tidak Mengubah Status Gender dalam Agama
Turut hadir anggota BAZNAS, Irsyadul Halim dan KH Masdar F. Masudi, direksi, manajemen, amil dan amilat BAZNAS serta pejabat Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama.
Wang Wenjie pun menyambut baik keinginan BAZNAS untuk menjalin kerja sama bidang pendidikan dan pengembangan kapasitas dai dalam penguasaan budaya dan bahasa Mandarin.
Secara khusus, delegasi China Islamic Association memuji digitalisasi pelayanan zakat yang diterapkan BAZNAS, termasuk kerja sama dengan lembaga internasional seperti UNDP yang merupakan bagian dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
“Zakat listrik untuk mustahik bekerja sama dengan non Muslim seperti lembaga PBB ini sangat menarik. Mungkin ini hanya ada di Indonesia dan merupakan yang pertama di dunia,” kata Wang.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Sementara itu, BAZNAS menjajaki kerja sama dengan Komisi Etnis dan Agama dan Asosiasi Islam Cina.“Kita mengupayakan menjalin kerja sama pendalaman Bahasa Mandarin untuk para dai dan para mustahik mahasiswa dan pelajar,” ujar Zainul.
Menurut dia, BAZNAS siap bekerja sama dalam mengembangkan kemampuan berbahasa Mandarin para dai dan pelajar mustahik.
“Ada Hadis Nabi yang menyerukan kita untuk belajar ke Negeri Cina. Untuk itu kita siap berkolaborasi dengan China Islamic Association di bidang pendidikan,” katanya.
Zainul berharap BAZNAS terus menjalin komunikasi dengan China Islamic Association dan menyiapkan kunjungan balasan untuk merealisasikan kerja sama di bidang pendidikan, dakwah dan pendalaman budaya Cina dan bahasa Mandarin.
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka
“Untuk tahap awal kita kirim sepuluh pelajar dan sepuluh dai untuk belajar budaya dan bahasa Mandarin sehingga kelak mereka bisa mahir berdakwah dengan menggunakan bahasa Tionghoa,”tambahnya.(L/R04/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)