Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zarif Desak AS Bebaskan Ilmuwan Iran

Rudi Hendrik - Sabtu, 28 Maret 2020 - 13:22 WIB

Sabtu, 28 Maret 2020 - 13:22 WIB

1 Views

Teheran, MINA – Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mendesak Amerika Serikat (AS) untuk membebaskan para iran/">ilmuwan Iran yang tidak bersalah yang dipenjara di fasilitas AS di tengah pandemi virus corona baru (COVID-19).

“AS telah menyandera beberapa iran/">ilmuwan Iran – tanpa tuduhan atau tuduhan sanksi palsu – & tidak membebaskan mereka, bahkan ketika pengadilan SENDIRI menolak tuduhan absurd,” kata Zarif dalam sebuah unggahan di akun Twitter-nya pada Jumat (27/3).

Zarif mengatakan, di tengah pandemi, Pemerintah AS bahkan menolak cuti medis karena warga Iran yang tidak bersalah dipenjara di fasilitas mengerikan itu.

“Bebaskan orang-orang kami,” kata diplomat Iran terkemuka itu yang ditujukan kepada AS, demikian Press TV melaporkan.

Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu

Dia juga melampirkan di tweet-nya sebuah gambar wawancara yang diterbitkan oleh harian Inggris The Guardian yang mengutip seorang iran/">ilmuwan Iran yang ditahan oleh Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE), yang mengatakan bahwa penanganan ICE terhadap wabah virus corona dapat membunuhnya bersama dengan banyak tahanan lainnya.

Harian The Guardian menerbitkan wawancara dengan profesor ilmu dan teknik material Iran Sirous Asghari pada Jumat, merinci kondisi penjara yang “tidak manusiawi” di fasilitas ICE-nya.

Asghari, yang ditahan tanpa batas waktu oleh ICE, meskipun dibebaskan dari pengadilan AS pada November lalu, mengatakan bahwa sedikit yang dilakukan untuk melindungi para tahanan dari wabah di pusat penahanannya yang “kotor dan penuh sesak.”

Amerika Serikat memiliki sejarah panjang melecehkan warga Iran dan Iran-Amerika di AS, banyak dari mereka adalah akademisi yang dituduh melanggar sanksi AS terhadap Iran.

Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza

Presiden AS Donald Trump mengembalikan sanksi Washington terhadap Iran pada Mei 2018 setelah ia secara sepihak meninggalkan kesepakatan nuklir 2015 yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), ditandatangani antara Iran dan negara-negara besar dunia. (T/RI-1/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Internasional
Internasional
Dunia Islam