Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ziarah Ke Masjidil Aqsha, Sebuah Kunjungan Perjuangan

Ali Farkhan Tsani - Rabu, 16 November 2022 - 16:34 WIB

Rabu, 16 November 2022 - 16:34 WIB

35 Views

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Duta Al-Quds, Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)

Berziarah atau berkunjung ke suatu tempat itu adalah karena daerah yang akan kita kunjungi memiliki keutamaan atau hal yang menarik. Baik secara fisik untuk dilihat, atau secara nonfisik menarik untuk dirasakan sensasinya atau pengalaman batinnya (spiritual).

Mencermati pemikiran tasawuf Ibnul ‘Arabi, terutama dalam konteks pengalaman-pengalaman ziarah, menurutnya melakukan perjalanan ziarah, baik kepada guru-gurunya, ke kota suci Mekkah, Madinah, hingga ke Yerusalem, dapat memfungsikan “indera sufistik” seseorang untuk berkomunikasi secara spiritual dengan Allah. Di samping juga melakukanya secara fisikli, yaitu menempuh perjalanan ziarah yang jauh, dari sisi waktu dan tempat berbeda

Adapun dari sekian tempat yang ada, secara syar’i yang sangat dianjurkan untuk dikunjungi adalah ziarah ke tiga tempat utama, yaitu Masjidil Haram di Makkah al-Mukarramah, Masjid Nabawi al-Munawwarah dan Masjidil Aqsha asy-Syarif.

Baca Juga: Ulama Palestina Kecam Serangan Zionis ke Warga Lebanon

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menekankannya dalam sabdanya:

لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ مَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِي هَذَا وَالْمَسْجِدِ الْأَقْصَ

Artinya : “Tidak dikerahkan melakukan suatu perjalanan kecuali menuju tiga Masjid, yaitu Masjid Al-Haram (di Mekkah), dan Masjidku (Masjid An-Nabawi di Madinah), dan Masjid Al-Aqsha (di Palestina)”.  (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

Hadits ini menunjukkan perjalanan ke tiga masjid tersebut memiliki berbagai kebajikan dan keutamaan. Di antaranya shalat di Masjidil Haram pahalanya setara dengan seratus ribu shalat di masjid lainnya. Adapun shalat di Masjid Nabawi sama dengan seribu shalat di tempat lain, dan shalat di Masjid Al-Aqsha setara dengan lima ratus kali.

Jika seseoang berkunjung ke Masjidil Haram, berjumpa Allah di hadapan rumah-Nya, Baitullah, terasa air mata mengalir tak terbendung. Di setiap melihat Ka’bah, saat thawaf mengitarinya, saat Sa’i antara Shafa dan Marwah, semua ada getaran-getaran kerinduan kepada Sang Pencipta.

Baca Juga: Al-Qassam Serang Tentara Zionis di Rafah, Beberapa Tewas

Terbayang dosa-dosa yang menggunung, disaksikan langsung oleh Sang Maha Pemberi Balasan. Sungguh sekeras jiwa apapun, sekasar apapun karakternya, ia dipastikan akan melelehkan air mata taubat.

Demikian halnya saat berkunjung ke Madinah, dan hendak berjumpa baginda Nabi Muhammad Shallalallahu ‘Alaihi Wasallam. Jiwa terasa kerdil dan malu berjumpa Nabi yang separuh hidupnya dipersembahkan untuk perjuangan dakwah dan jihad. Malu pula terhadap dua orang termulia di samping baginda, Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab.

Namun akan berbeda, manakala berkunjung ke Masjidil Aqsha. Menurut mereka yang pernah berkunjung ke Masjidil Aqsha, nuansa ziarah ke Al-Aqsha adalah nuansa perjuangan. Betapa para peziarah harus menghadapi check point yang jumlahnya berpuluh-puluh. Tak terkira banyaknya dan rumitnya.

Terlihat bagaimana para peziarah melihat muka-muka bengis dan sosok-sosok jahat tentara Zionis Israel ketika menggeledah setiap tas bawaan dan lipatan-lipatan baju pengujung. Bahkan hingga ke baju-baju dalam segala.

Baca Juga: 40.000 Warga Palestina Laksanakan Shalat Jumat di Masjid Aqsa

Karenanya, kunjungan ke Al-Aqsha itu bukanlah kunjungan biasa, tapi juga ziarah mengunjungi  saudara-saudara kita yang telah berjuang langsung di medan perjuangan. Di sini, terlihat wajah gembira warga dan anak-anak Palestina menyambut para pengunjung yang menyapanya.

Para pengunjung pun membeli beberapa barang yang dijual warga Palestina, untuk sedikit menghidupkan unit-unit perekonomian mereka.

Terlebih saat memasuki Masjidil Aqsha yang penuh berkah, melalui gerbang utama Magharibah, yang juga dijaga ketat pihak keamaman Zionis Israel.

Terlihat di halaman, serambi dan dalam masjid, terlihat para penjaga (murabithun dan murabithat), yang siaga sepanjang waktu mengawal Masjidil Aqsha dari serbuan tentara Zionis dan para pemukim ektremis Yahudi.

Baca Juga: Situs Ini ‘Mengemis’ Makanan untuk Tentara Israel

Tak sedikit dari mereka menjadi putra-putra terbaik Palestina menjadi bagian dari barisan para syuhada Al-Aqsha.

Maka, akan semakin terasa betapa Masjidil Aqsha adalah bagian yang paling berharga dari umat Islam dan komponen paling penting yang tidak dapat dipisahkan dari iman.

Karenanya, menjadi keinginan iman terdalam kita umat Islam, untuk shalat berjamaah bersama kaum Muslimin di Masjidil Aqsha, di negeri para Nabi, wilayah penuh berkah.

Orang-orang Yahudi saja secara berkala berkunjung ke kompleks Al-Aqsha dengan klaim ritual talmud di Tembok Ratapan, di samping Masjid Al-Aqsha. Itu keyakinan mereka. Kita tentu harus lebih kuat dan serius dari mereka.

Baca Juga: Dua Tentara Israel Tewas, Sembilan Terluka oleh Hezbollah di Galilea

Maka, kita perlu terus menganjurkan dan menggerakkan kaum Muslimin untuk berkunjung ke Al-Aqsha. Agar bisa mendengar dan melihat secara langsung perjuangan nyata di sana. Tempat penuh berkah, seperti Allah sebutkan di dalam ayat:

سُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلاً۬ مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِى بَـٰرَكۡنَا حَوۡلَهُ ۥ لِنُرِيَهُ ۥ مِنۡ ءَايَـٰتِنَآ‌ۚ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ

Artinya: ”Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda [kebesaran] Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS Al-Isra [17]: 1).

Begitulah Allah memberkahi sekeliling Al-Aqsha, dan tentu memberkahi orang-orang di sekitarnya yang beriman, dan mereka yang mengunjunginya.

Ya, memprogramkan berziarah ke Al-Aqsha menjadi salah satu kedalaman dan kekuatan iman kita. Seperti telah dilakukan dan akan terus diprogramkan oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji/Umrah (KBIH) Al-Fatah, Kompleks Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Baca Juga: Pejabat AS Khawatir Perang di Gaza Menyebar ke Lebanon

Tentu akan lebih mendalam manakala khusus perjalanan ke Masjidil Aqsha selama 10 hari misalnya. Banyak hal yang dapat didokumentasikan, dikomunikasikan dan diwartakan ke seluruh dunia. Ini akan menjadi perjalanan penuh perjuangan untuk pembebasan Masjidil Aqsha, dan pengembaliannya kepada mereka yang berhak memilikinya, yakni Umat Islam seluruhnya.

Allahu Akbar !! Al-Aqsha Haqquna !!! (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Hezbollah Kembali Serang Wilayah Israel, Tewaskan Tentara Zionis

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Khadijah
Khadijah
Kolom