Sentul, MINA — Dalam peringatan haul ke-6 almarhum KH. Muhammad Arifin Ilham yang digelar Majelis Azzikra, sebuah aksi monumental digulirkan gerakan penanaman 20.000 pohon di kawasan Hutan Wakaf Azzikra, Sentul dan Gunung Sindur, Bogor, pada Ahad (4/5).
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari program “Zikir & Tanam” hasil kolaborasi antara Yayasan Majelis Azzikra dan Yayasan EcoMasjid.
Lebih dari sekadar seremoni religius, aksi ini menyuarakan harmoni antara zikir manusia dan tasbih semesta, sebagaimana tertuang dalam QS. Al-Isra’ [17:44], bahwa “langit, bumi dan seluruh isinya bertasbih kepada Allah.”
Program tersebut juga selaras dengan inisiatif nasional yang baru saja dicanangkan Kementerian Agama RI—Gerakan Wakaf Hutan, yang diluncurkan pada Hari Bumi, 22 April 2025.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Hujan Ringan
Menteri Agama Prof. Dr. KH. Nazaruddin Umar, MA, menyatakan bahwa hutan wakaf adalah bentuk wakaf produktif yang menautkan dimensi spiritual, sosial, dan ekologis.
“Kita ingin mewariskan bumi yang lestari kepada anak cucu sebagai bentuk tanggung jawab iman dan cinta lingkungan,” tegasnya.
Dalam acara tersebut, tokoh-tokoh ulama terkemuka turut memberikan pandangan reflektif. KH. Syukran Makmun, Pimpinan Ponpes Daarul Rahman, Jakarta, menyebut bahwa zikir dan hutan wakaf adalah dua sisi dari satu mata uang spiritual.
“Zikir mengingatkan kita pada Sang Pencipta, dan hutan wakaf menjadi bukti nyata bagaimana alam pun bertasbih. Kita harus hidup seimbang: taat kepada Tuhan, dan merawat ciptaan-Nya,” ujarnya.
Baca Juga: Bantu Atasi PHK Wartawan, Dewan Pers Rencanakan Dialog dengan Komdigi
KH. Idrus Ramli menekankan bahwa setiap pohon yang ditanam merupakan sedekah jariyah dan investasi akhirat. “Ini bukan sekadar proyek lingkungan, tapi ibadah yang tak lekang waktu,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan KH. Abdul Syukur, Pembina Yayasan Majelis Azzikra, yang menyebut program “Zikir & Tanam” sebagai manifestasi keimanan dalam tindakan nyata.
“Majelis zikir dan Hutan Wakaf adalah dua sisi mata uang yang sama. Zikir mengingatkan kita pada Allah, sementara hutan wakaf adalah bukti nyata tasbih alam. Keduanya mengajarkan kita untuk hidup seimbang, taat kepada Sang Pencipta dan merawat ciptaan-Nya,” ujarnya.
Sementara itu, Dr. Hayu Prabowo, Pembina Yayasan EcoMasjid menjelaskan bahwa hutan wakaf adalah solusi khas Islam atas krisis ekologis global.
Baca Juga: Kali Mampang Meluap, Warga Jakarta Selatan Terdampak Banjir
“Hutan wakaf ini menciptakan harmoni antara zikir lisan manusia dan tasbih alam. Inilah perwujudan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin, ibadah spiritual yang sekaligus menjadi tanggung jawab ekologis,” jelasnya.
Hutan Wakaf Azzikra merupakan bagian dari jaringan nasional yang terus berkembang, melibatkan pesantren dan komunitas di berbagai daerah seperti Aceh, Bogor, Mojokerto, Gunung Kidul, Wajo, Gunung Sindur, dan Tasikmalaya.
Guna memperkuat gerakan ini, para nazhir dari berbagai wilayah tengah menyusun pembentukan Forum Hutan Wakaf Indonesia, bekerja sama dengan Kementerian Agama, KLHK, Kementerian Kehutanan, serta lembaga terkait lainnya.
Dengan semangat zikir yang menyatu dalam nafas alam, gerakan ini menawarkan model pembangunan spiritual yang bukan hanya menjaga keimanan, tapi juga merawat bumi sebagai amanah bersama umat manusia.[]
Baca Juga: Vasektomi Jadi Syarat bagi Penerima Bansos di Jabar, MUI: Haram
Mi’raj News Agency (MINA)