Tel Aviv, MINA – Pemerintah Zionis Israel segera membentuk divisi militer terbaru dengan nama “Divisi David” untuk menghadapi perang yang semakin besar.
Media Mesir almasryalyoum, Kamis (27/6), divisi ini akan merekrut sekitar 40.000 tentara termasuk mewajibkan Yahudi Ultra-Ortodoks untuk ikut berperang.
Majelis Umum Knesset Israel pada pembacaan pertama menyetujui rancangan undang-undang yang secara sementara menaikkan usia pengecualian dari dinas cadangan militer.
Langkah itu dilakukan sebagai persiapan menghadapi perang multi-front, dan semakin berkurangnya tentara dalam angkatan bersenjata Israel sejak 7 Oktober 2023.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Di lain sisi, Zionis Israel dihadapkan pada penolakan militer cadangan untuk berperang di Gaza. Ratusan tentara cadangan dilaporkan telah meninggalkan Israel setiap bulan tanpa memberi tahu komandan mereka, seiring berlanjutnya perang di Gaza.
Sementara itu, surat kabar Israel Haaretz mengatakan bahwa puluhan tentara cadangan mengumumkan bahwa mereka tidak akan kembali bertugas militer di Gaza bahkan jika mereka dikenakan hukuman.
Situs web Israel mengutip sumber-sumber di tentara pendudukan, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa merekrut pejuang dapat berkonstribusi pada beberapa tugas, termasuk keamanan perbatasan dan Tepi Barat, serta perang multi-front di masa depan
Dia menunjukkan ada kekhawatiran di kalangan tentara cadangan mengenai kembalinya Israel ke kehidupan normal mereka pada saat tentara terus berperang, menekankan bahwa tentara mengkritik keadaan ketidakpastian mengenai kelanjutan tugas mereka, sikap mereka, beban berat, dan paparan mereka terhadap kelelahan.
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
Dia menyatakan, ada kekhawatiran besar di kalangan prajurit cadangan karena ketakutan akan dampak dari pertempuran yang terus berlanjut terhadap kehidupan pribadi dan keluarga serta bidang pekerjaan mereka. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam